Gus Baha Kisahkan 3 Orang yang Berdebat di Pintu Surga, Endingnya Bikin Kaget

Gus Baha mengisahkan tiga orang ahli surga yang terlibat perdebatan sengit.

oleh Liputan6.com Diperbarui 24 Feb 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 07:30 WIB
Gus Baha (SS: YT. Lentera Santri Indonesia)
Gus Baha (SS: YT. Lentera Santri Indonesia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cilacap - Ulama asal Rembang yang kini menjadi Rais Syuriah PBNU yaitu KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengisahkan 3 orang yang sedang berdebat di pintu surga.

Kisah ini ini melibatkan empat orang ahli surga yakni orang miskin yang sabar, orang kaya yang dermawan, orang yang mati syahid dan ulama.

Hanya saja sosok ulama alim ini tak terlibat dalam perdebatan itu. Namun tatkala menceritakan kisah ini sebenarnya Gus Baha merasa menyesal setelah membaca dan mengetahui kisah ini.

“Saya pernah baca kitab ada cerita, semoga kisah ini tidak benar, tapi saya sudah kadung membaca” kata Gus Baha membuka ceritanya seperrti dikutip dari tayangan YouTube Short @masnawir, Minggu (23/02/2025).

“Sebenarnya saya menyesal baca kisah itu,” sambungnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Saling Merasa Berhak Masuk Surga Terlebih Dahulu

nama nama surga
nama nama surga ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Kisah sebagaimana dikemukakan Gus Baha ialah tentang 4 orang yang berada di pintu surga, namun keempat orang tersebut tidak memasukinya. Empat orang tersebut yakni orang yang mati syahid, orang miskin, orang kaya dermawan dan kiai yang alim.

Ketiganya, yakni orang mati syahid, orang kaya yang dermawan dan orang miskin ini terlibat perdebatan yang serius perihal siap yang berhak lebih dulu masuk surga.

Mendengar mereka berdebat, seorang kiai alim ini tak mau ikut campur. Ia hanya diam menyimak perdebatan yang seru itu.

Orang yang mati syahid mengklaim dirinya lebih berhak lebih dulu masuk surga. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW bahwa orang yang mati syahid ini merupakan mati yang mulia.

Tak mau kalah dengan yang mati syahid, orang miskin ini pun mengutip hadis Nabi bahwa orang yang berhak masuk terlebih dahulu ialah dirinya sebab orang miskin itu spesial.

Demikian halnya dengan yang kaya, dirinya merasa berhak masuk surga sebab orang kaya yang dermawan ini merupakan orang yang mulia dan spesial.

Allah Mengutus Malaikat Jibril

nama-nama malaikat dan tugasnya
nama-nama malaikat dan tugasnya ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Anehnya kiai alim ini hanya diam saja melihat perdebatan itu. Tak sepatah katapun terlontar dari mulutnya. Menurut Gus Baha, diamnya ulama itu sebab ketiganya memiliki argumentasi yang benar dan hal ini telah diketahui olehnya sebab sewaktu di dunia ia yang mengajarkannya.

Melihat hal demikian, Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk memberikan keputusan yang adil bagi mereka. Lantas Malaikat Jibril pun bersegera mendatanginya.

Malaikat Jibril menanyakan kepada orang miskin perihal dari mana ia mengetahui jika ia berhak lebih dulu masuk surga. Orang miskin itu pun menjawab bahwa ia mendapat pengetahuan itu dari ulama. Malaika Jibril pun berpesan agar ia tidak mendahului ulama.

Kemudian Malaikat Jibril pun menanyakan kepada orang kaya yang dermawan akan keyakinannya masuk surga lebih dahulu. Tak berbeda dengan orang miskin tersebut, orang kaya ini menjawab bahwa ia mengetahui hal itu dari seorang ulama. Malaikat pun berpesan sama agar tidak mendahului ulama.

Selanjutnya Malaikat Jibril juga menanyakan hal yang sama kepada orang yang mati syahid. Tak berbeda dengan dua temannya itu, orang yang mati syahid ini pun menjawab hal yang sama bahwa dirinya mendapatkan pengetahuan itu dari ulama. Mendengar jawabannya itu, Malaikat Jibril juga berpesan sama agat tidak mendahului ulama.

Setelah mereka sepakat bahwa ulama yang lebih dahulu masuk surga sebab telah mengajarkan hal yang sangat berharga, lantas Malaikat Jibril pun melirik ke arah ulama tadi dan mempersilakan masuk surga terlebih dahulu. 

Namun ulama tadi menolak, sebab ada yang lebih berhak darinya, yakni orang kaya tadi. Sebab orang kaya tersebut yang telah membiayai dirinya hingga menjadi seorang ulama.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya