Liputan6.com, Jakarta - Sholat berjamaah memiliki keutamaan lebih unggul dibanding sholat sendirian (munfarid). Perbandingannya 27 derajat lebih besar pahala sholat berjamaah ketimbang munfarid.
Keutamaan sholat berjamaah tersebut termaktub dalam hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar. "Sholat jamaah lebih baik daripada sholat sendirian dengan pahala 27 derajat." [H.R. Al-Bukhari]
Sholat berjamaah dapat terlaksana paling sedikit dua orang, terdiri dari satu imam dan satu makmum. Imam akan memimpin gerakan dan bacaan sholat, sedangkan makmum mengikutinya dari belakang.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Memilih imam sholat tidak boleh sembarangan. Ada kriteria-kriteria imam yang ditetapkan dalam fiqih sholat sehingga sholat berjamaah dapat dilakukan dengan sempurna.
Mengutip NU Online, salah satu kriteria dasar imam sholat adalah fasih membaca Al-Qur’an. Dengan kata lain, seorang imam harus pandai membaca Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid.
Namun, realitanya masih ditemukan imam yang secara bacaannya belum fasih. Jika tajwid imam sering keliru, bolehkah muslim memisahkan diri kemudian sholat sendirian daripada berjamaah? Simak penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya mengatakan, bacaan Al-Qur'an yang wajib dibaca saat sholat hanyalah surah Al-Fatihah. Tentu saja cara membaca Al-Fatihah dalam sholat harus benar sesuai kaidah ilmu tajwid, karena bagian dari rukun sholat.
Apabila seorang imam tidak fasih dalam membaca Al-Fatihah, maka kata Buya Yahya, akan berdampak pada sah atau tidaknya sholat, sehingga bacaan Al-Fatihah imam harus benar-benar diperhatikan.
"Kalau Anda bermakmum dan tahu imamnya bacaan Al-Fatihah-nya belepotan, maka ada dua pendapat. Pendapat pertama Al'ibrah bi'tikadil makmumi la bi'tikadil imam. Kalau menurut makmum bacaan imamnya gak sah, maka makmum tidak boleh mengikuti imam," jelas Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Rabu (26/2/2025).
Menurut Buya Yahya, pendapat tersebut memang keras. Akan tetapi, pendapat ini masih bisa menjadi patokan. Jika merujuk pada pendapat ini, makmum dapat memisahkan diri dari imam yang bacaannya masih tidak sesuai dengan kaidah tajwid.
Advertisement
Tetap Ikut Imam meski Tajwidnya Dianggap Keliru
Buya Yahya menambahkan, pendapat kedua adalah Al'ibrah bi'tiqadil imam. Jika menurut imam bacaannya sah, maka berjamaahnya sah, makmum cukup mengikutinya saja tanpa harus memisahkan diri, apalagi melakukan sholat sendirian.
"Ini agak luwes pendapat kedua. Jangan kaku-kaku datang ke suatu masjid, tak tahunya bacaan imamnya belepotan, lalu Anda memisahkan diri, nggak perlu, takut jadi fitnah nanti," kata Buya Yahya.
Meskipun demikian, Buya Yahya tetap memperingatkan kepada calon imam agar bijaksana. "Kalau jadi imam, Anda yang bijak. Jika memang bacaan Anda gak benar, Anda jangan memaksakan jadi imam," pesan Buya Yahya.
Wallahu a’lam.
