Liputan6.com, Jakarta - Ramy Bensebaini, pemain asal Aljazair yang tengah menitih karier sepak bolanya bersama klub Borussia Dortmund, membagikan pandangan tentang menjalani puasa Ramadan sambil aktif sebagai atlet profesional. Ia menegaskan bahwa Ramadan tidak mempengaruhi performanya.Â
"Tidak mempengaruhi apa-apa. Ini bukan kali pertama saya melakukan Ramadhan dan saya juga berlatih," ujarnya.
Ia tidak mengalami masalah berarti saat menjalani puasa sambil menjalankan rutinitas profesional. Baginya, Ramadan adalah bagian penting dari kehidupan pribadinya. "Menurut saya, saya tidak memiliki masalah," jelasnya, menekankan keterbiaasaannya dengan ritme puasa dan latihan.
Advertisement
Ramy Bensebaini mengakui adanya tantangan di awal puasa. "Pada 2-3 hari pertama akan agak sulit," ungkapnya. Namun, setelah masa penyesuaian, semuanya berjalan baik dan tubuhnya beradaptasi dengan perubahan pola makan.
Keputusan berpuasa adalah pilihan pribadi yang ingin dilakukannya. "Ini sesuatu yang pribadi, sesuatu yang saya inginkan lakukan," ujarnya.Â
Ramadan sebagai Sumber Kekuatan
Ketika ditanya apakah Ramadan memberikan kekuatan batin, Bensebaini merespon positif. Menurutnya, Ramadan menjadi sumber kekuatan. "Itu tidak menyebabkan masalah bagi saya dan itu sebuah kekuatan bagi saya," jawabnya. Ia memandang Ramadan sebagai kesempatan menguatkan mental dan spiritual.
Bensebaini menekankan bahwa pengalaman puasa berbeda bagi setiap orang. "Bagi orang lain, saya tidak tahu bagaimana mereka merasakannya," ungkapnya. Ini menunjukkan kesadarannya bahwa reaksi terhadap puasa sangat personal dan bervariasi.
Keseimbangan antara tuntutan fisik sebagai pemain bola dan komitmen spiritual telah terintegrasi dalam hidupnya. "Saya bisa berlatih, saya bisa melakukan Ramadan," tegasnya.Â
Ia telah menemukan formula tepat untuk memadukan kedua aspek penting tersebut.
Tantangan konsentrasi mental dan keseimbangan kebutuhan fisik selama Ramadan dihadapinya dengan sikap positif. Saat ditanya tentang hal tersebut, ia merespons tenang, menunjukkan kemampuannya mengelola aspek-aspek ini tanpa mengompromikan performanya.
Advertisement
Solidaritas dalam Tim
Ramadan juga menjadi topik dalam tim Bensebaini. Saat ditanya, terungkap bahwa ia bukan satu-satunya pemain yang berpuasa. "Saya pikir itu Roo, Sali, Emre," ujarnya, menyebutkan rekan-rekan setim yang juga menjalankan ibadah puasa.
Keberadaan beberapa pemain muslim yang berpuasa menciptakan solidaritas dalam tim. Para pemain ini kemungkinan saling mendukung dan memahami tantangan yang mereka hadapi selama bulan suci Ramadan.
Fenomena pemain sepak bola profesional yang berpuasa Ramadan semakin umum di liga-liga top dunia. Ini menunjukkan perubahan positif dalam olahraga, dimana keberagaman keyakinan semakin diakui. Klub-klub profesional juga semakin memahami kebutuhan pemain muslim selama Ramadan.
Wawancara Bensebaini memberikan gambaran inspiratif tentang keseimbangan karir dan komitmen religius. Sikapnya yang positif menunjukkan bahwa dengan dedikasi tepat, atlet muslim dapat berprestasi optimal tanpa mengorbankan aspek spiritual dalam kehidupan mereka.
