Chatting dengan Lawan Jenis Saat Puasa Bagaimana Hukumnya? Simak Tips Menjaga Diri

Ramadhan tiba, bagaimana hukum chatting dengan lawan jenis saat puasa? Ketahui hukumnya, batasannya, dan tips menjaga diri agar ibadah tetap optimal.

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 18 Mar 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2025, 21:00 WIB
Ilustrasi Chatting
Ilustrasi chatting. (dok. Priscilla du Prezz/Unsplash/Adhita Diansyavira)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah lanskap interaksi sosial, termasuk selama bulan Ramadhan. Akses mudah terhadap berbagai platform digital seperti media sosial dan aplikasi pesan instan memungkinkan komunikasi dengan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Hal ini tak terkecuali dalam interaksi dengan lawan jenis.

Fenomena chatting antar lawan jenis, khususnya di bulan Ramadhan, cukup marak. Banyak yang menganggapnya sebagai hal biasa, bahkan sebagai sarana silaturahmi. Namun, perlu diingat bahwa interaksi digital juga memiliki potensi untuk menimbulkan fitnah dan godaan yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa.

Secara umum, chatting dengan lawan jenis tidak secara otomatis membatalkan puasa. Namun, hal ini sangat bergantung pada isi dan tujuan percakapan. Puasa, sebagaimana kita ketahui, bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perbuatan dan pikiran yang tidak baik. Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam berinteraksi di dunia digital selama Ramadhan.

Artikel ini akan membahas secara rinci hukum chatting dengan lawan jenis saat puasa, batasan-batasan yang perlu diperhatikan, serta tips untuk menjaga diri agar ibadah puasa tetap optimal dan mendapatkan pahala maksimal. Kita akan merujuk pada Al-Qur'an, Hadits, dan pendapat para ulama untuk memahami panduan yang benar, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (12/3/2025). 

Promosi 1

Hakikat dan Tujuan Puasa dalam Islam

Puasa Ramadhan merupakan rukun Islam yang sangat penting. Lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga terbenam matahari, puasa memiliki hakikat yang lebih luas. Rasulullah SAW bersabda: 

ليس الصيام من الأكل والشرب، إنما الصيام من اللغو والرفث 

Artinya: “Puasa bukanlah hanya menahan dari makan dan minum, tetapi puasa adalah menahan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia dan jorok.”  (HR. Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 5376) 

Hadits ini menjelaskan bahwa puasa juga mencakup pengendalian hawa nafsu dan menjaga lisan dari hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan merugikan. Tujuan utama puasa adalah mencapai ketakwaan kepada Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Dengan demikian, puasa bertujuan untuk mendidik jiwa, membersihkan hati, dan meningkatkan ketakwaan. Segala aktivitas yang dapat mengganggu pencapaian tujuan tersebut perlu dihindari, termasuk interaksi yang berpotensi menimbulkan syahwat atau fitnah.

Puasa juga merupakan sarana untuk melatih kesabaran, pengendalian diri, dan empati terhadap sesama. Dengan menahan diri dari berbagai hal yang diharamkan, kita dilatih untuk lebih dekat kepada Allah SWT dan menjauhi segala bentuk maksiat.

Oleh karena itu, memahami hakikat dan tujuan puasa sangat penting agar kita dapat menjalankan ibadah ini dengan benar dan mendapatkan pahala yang maksimal. Chatting dengan lawan jenis perlu dikaji dalam konteks ini agar tidak mengurangi nilai ibadah puasa kita.

Dalam menjalankan ibadah puasa, kita tidak hanya dituntut untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dapat mengurangi kualitas ibadah kita, termasuk godaan dan fitnah di dunia digital.

Interaksi Lawan Jenis dalam Perspektif Islam

Hati-Hati, Sering Typo Saat Chatting Bisa Jadi Pertanda Penyakit Ini
Ilustrasi menggunakan smartphone (pixabay.com)... Selengkapnya

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga keturunan dan kehormatan. Ini merupakan salah satu tujuan utama syariat Islam. Oleh karena itu, berbagai batasan ditetapkan untuk menjaga interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

Beberapa batasan interaksi tersebut antara lain larangan khalwat (berduaan), pandangan yang diharamkan (menatap lawan jenis dengan penuh syahwat), larangan tabarruj (bersolek di muka umum yang bertujuan menarik perhatian lawan jenis), dan larangan berkata dengan suara yang mendayu-dayu untuk menarik perhatian lawan jenis.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab: 32: “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”

Ayat ini menunjukkan pentingnya menjaga adab dan kesopanan dalam berkomunikasi dengan lawan jenis, agar tidak menimbulkan fitnah atau godaan. Prinsip ini berlaku pula dalam interaksi digital.

Oleh karena itu, interaksi dengan lawan jenis harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan menjaga adab, baik dalam kehidupan nyata maupun dalam dunia maya. Tujuannya adalah untuk menjaga diri dari fitnah dan menjaga kehormatan diri sendiri dan orang lain.

Chatting dengan Lawan Jenis: Hukum dan Batasan

Ilustrasi Chatting
Ilustrasi Chatting. (dok. Anaya Katlego/Unsplash/Adhita Diansyavira)... Selengkapnya

Chatting, dalam konteks ini, mencakup berbagai bentuk komunikasi digital seperti text chat, voice call, video call, dan berbagi gambar/video. Hukum chatting dengan lawan jenis saat puasa bergantung pada isi dan tujuan percakapan.

Syekh Ibn Jibrin, dalam Fatawa Al-Mar’ah, menyatakan bahwa tidak dibolehkan mengirim surat (termasuk chatting) kepada wanita yang bukan mahram karena berpotensi menimbulkan fitnah. Beliau menekankan bahwa meskipun niat awal baik, godaan setan tetap ada dan dapat mengarahkan pada hal-hal yang tidak baik.

Banyak ulama berpendapat bahwa chatting dapat menjadi pintu fitnah dan kemaksiatan. Hal ini karena percakapan yang tidak terkontrol dapat menimbulkan ketertarikan, bahkan mengarah pada hubungan yang lebih serius dan melanggar norma agama.

Prinsip sadd adz-dzari’ah (mencegah sarana menuju kemaksiatan) juga relevan dalam konteks ini. Jika chatting berpotensi mengarah pada hal-hal yang haram, maka sebaiknya dihindari. Lebih baik mencegah sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.

Alasan pelarangan chatting yang tidak terkontrol dengan lawan jenis adalah karena dapat menggiring pada sikap meremehkan batasan, menimbulkan fitnah dan ketertarikan, serta memperkuat godaan setan yang selalu berusaha menyesatkan manusia.

Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dan kesadaran diri dalam menggunakan media digital agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan ibadah puasa dan ketakwaan kita.

Dampak Chatting dengan Lawan Jenis terhadap Puasa

Ilustrasi chatting, pesan WA, WhatsApp
Ilustrasi chatting, pesan WA, WhatsApp. (Image by jcomp on Freepik)... Selengkapnya

Chatting dengan lawan jenis yang mengandung unsur syahwat atau mengarah pada kemaksiatan dapat mengurangi kualitas ibadah puasa, bahkan bisa menghilangkan seluruh pahala puasa. Hal ini karena mengganggu fokus dan niat dalam berpuasa.

Kondisi yang dapat membatalkan puasa terkait dengan chatting adalah jika percakapan mengarah pada rangsangan seksual hingga menyebabkan keluarnya mani. Syekh Nawawi Banten dalam Nihayatuz Zain menjelaskan bahwa keluarnya mani karena memandang atau memikirkan lawan jenis dapat membatalkan puasa jika hal tersebut merupakan kebiasaan dan ada unsur kesengajaan.

Melihat atau membayangkan lawan jenis hingga keluar mani juga membatalkan puasa, terutama jika dilakukan dengan sengaja dan merupakan kebiasaan. Kriteria membatalkan puasa adalah adanya unsur kesengajaan dan kebiasaan dalam melakukan hal tersebut.

Oleh karena itu, perlu diwaspadai segala bentuk interaksi digital yang berpotensi menimbulkan syahwat atau mengarah pada kemaksiatan. Hal ini akan sangat merugikan ibadah puasa dan ketakwaan kita.

Menjaga kesucian hati dan pikiran selama bulan Ramadhan sangat penting untuk mendapatkan pahala puasa yang maksimal. Hindari hal-hal yang dapat menghambat pencapaian tujuan puasa.

Alternatif Komunikasi yang Diperbolehkan

[Bintang] Gara-gara Sibuk Main Hp, Wanita Ini Akhirnya Meninggal Dunia
Jangan hanya berfokus pada layar handphone, tapi cobalah untuk melihat sekeliling kamu. (Ilustrasi: timedotcom.files.wordpress.com)... Selengkapnya

Komunikasi dengan lawan jenis tetap diperbolehkan jika untuk keperluan penting, seperti urusan pekerjaan, pendidikan dan ilmu pengetahuan, atau keperluan darurat. Namun, harus tetap menjaga adab dan kesopanan.

Etika komunikasi yang diperbolehkan antara lain menjaga topik pembicaraan pada hal-hal yang bermanfaat, menghindari berdua-duaan dalam ruang chat pribadi, menggunakan bahasa yang formal dan sopan, serta tidak melibatkan unsur visual (foto/video) yang tidak perlu.

Komunikasi yang bersifat formal dan dilakukan di ruang publik (misalnya grup) lebih disarankan daripada komunikasi personal dan privat. Hal ini untuk menghindari potensi fitnah dan godaan.

Dengan demikian, komunikasi tetap dapat terjalin dengan baik tanpa mengurangi kualitas ibadah puasa dan ketakwaan kita.

Tips Menjaga Diri dari Fitnah Chatting saat Puasa

Ilustrasi membaca Alquran
Ilustrasi membaca Alquran (dok.unsplash/ Positive Moslem Attitude)... Selengkapnya

Untuk menjaga diri dari fitnah chatting saat puasa, ada beberapa strategi praktis yang dapat dilakukan. Batasi komunikasi hanya untuk keperluan penting, komunikasikan di grup (tidak personal), hindari chatting di waktu-waktu rawan (malam hari), dan tingkatkan ibadah dan dzikir untuk menjaga hati.

Penguatan spiritual juga sangat penting. Ingat tujuan puasa untuk melatih ketakwaan, perbanyak istighfar dan muhasabah, serta ingat keutamaan menahan nafsu. Dengan demikian, kita akan lebih kuat dalam menghadapi godaan dan fitnah.

Memperbanyak membaca Al-Qur’an dan dzikir juga dapat membantu menjaga hati dan pikiran agar tetap fokus pada ibadah. Hal ini akan membuat kita lebih tenang dan terhindar dari godaan.

Dengan menerapkan tips-tips ini, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan mendapatkan pahala yang maksimal.

Chatting dengan lawan jenis yang tidak ada keperluan mendesak sebaiknya dihindari saat puasa. Hal ini untuk menjaga kualitas puasa, kesucian hati, dan mendapatkan pahala optimal. Prioritaskan komunikasi yang bermanfaat dan hindari hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa.

Bulan Ramadhan merupakan momentum untuk meningkatkan ketakwaan dengan menjauhi semua hal yang berpotensi mengurangi nilai ibadah. Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya