Liputan6.com, Jakarta Arwa binti Abdul Muthalib adalah salah satu wanita mulia dari Bani Hasyim yang memiliki hubungan darah langsung dengan Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan bibi Rasulullah SAW, saudara kandung dari ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib.
Baca Juga
Advertisement
Dalam sejarah Islam Arwa dikenal sebagai sosok yang cerdas, pemberani, dan memiliki kepribadian kuat. Kecerdasan Arwa juga terlihat dalam cara ia berkomunikasi dan berdebat. Ia mampu menyampaikan argumen-argumen yang kuat dan logis untuk membela ajaran Islam.
Dukungan Arwa kepada dakwah Nabi Muhammad SAW tidak hanya sebatas dukungan moral, Arwa juga aktif dalam berbagai kegiatan yang mendukung penyebaran ajaran Islam.Â
Keteguhan hati Arwa dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam masa-masa awal perkembangan Islam menjadi teladan bagi kaum wanita muslim. Ia menunjukkan bahwa seorang wanita dapat berperan penting dalam mendukung perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan.
Kisah Arwa binti Abdul Muthalib bibi Nabi Muhammad SAW ini dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (19/3/2025).
Latar Belakang Keluarga
Arwa binti Abdul Muthalib lahir dari keluarga terhormat di kalangan Quraisy yaitu Bani Hasyim. Ayahnya, Abdul Muthalib, adalah pemuka Quraisy yang sangat dihormati dan dikenal karena kebijaksanaan serta kepemimpinannya di Makkah. Ibu Arwa adalah Fatimah binti Amr dari Bani Makhzum, yang juga berasal dari keluarga terpandang.
Sebagai bibi Rasulullah, Arwa memiliki kedekatan dengan beliau sejak kecil. Ia menyaksikan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dari masa kecil hingga beliau menerima wahyu kenabian. Hubungan ini membuat Arwa menjadi salah satu saksi penting dalam perjalanan dakwah Islam.
Advertisement
Perannya dalam Dakwah Islam
Ketika Islam mulai mendapatkan banyak pengikut, banyak orang Quraisy yang menentang dan berusaha menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW. Arwa sebagai salah satu wanita terpandang di Makkah, sering memberikan pembelaan kepada Rasulullah secara tidak langsung. Meskipun ia tidak secara terang-terangan masuk Islam sejak awal, namun keberaniannya dalam membela kebenaran memberikan dampak besar dalam lingkungan keluarganya.
Arwa juga dikenal sebagai penyair ulung. Beberapa syairnya berisi dukungan terhadap keponakannya dan ajaran Islam. Dalam budaya Arab, syair memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, puisi-puisi Arwa yang membela Rasulullah SAW menjadi salah satu cara yang efektif dalam menyebarkan pesan Islam.
Sikapnya terhadap Musuh-Musuh Islam
Salah satu momen penting dalam sejarah yang menunjukkan keberanian Arwa adalah saat ia berhadapan dengan Abu Lahab, saudara kandungnya sendiri. Abu Lahab merupakan salah satu tokoh Quraisy yang sangat menentang Islam dan sering menghalangi dakwah Rasulullah SAW dengan berbagai cara.
Dikisahkan bahwa Arwa pernah menegur Abu Lahab dengan keras atas sikapnya yang kasar terhadap Nabi Muhammad SAW. Ia mengingatkan bahwa sebagai saudara kandung, seharusnya Abu Lahab mendukung dan melindungi Rasulullah, bukan justru memusuhinya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Arwa berada dalam lingkungan keluarga yang menentang Islam, ia tetap membela keponakannya dengan penuh keberanian.
Abu Lahab yang memiliki nama asli Abdul Uzza bin Abdul Muthalib adalah paman Nabi Muhammad SAW. Ia dikenal sebagai salah satu musuh utama Islam yang sangat keras dalam menentang dakwah Rasulullah. Sejak awal kenabian, Abu Lahab menunjukkan permusuhan terbuka terhadap Islam dan sering menghasut masyarakat Quraisy untuk menolak ajaran yang dibawa oleh keponakannya.
Salah satu peristiwa terkenal yang menunjukkan kebenciannya terhadap Islam terjadi saat Rasulullah SAW mengumpulkan keluarganya di Bukit Shafa untuk menyampaikan wahyu pertama kali. Setelah mendengar dakwah Nabi, Abu Lahab dengan kasar berkata, "Celakalah engkau, wahai Muhammad! Apakah hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami?" Karena sikapnya yang penuh permusuhan ini, Allah SWT menurunkan Surah Al-Masad (Al-Lahab), yang mengutuk Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil.
Istri Abu Lahab, Ummu Jamil, juga dikenal sebagai seorang wanita yang sangat membenci Islam. Ia sering meletakkan duri di jalan yang dilalui Rasulullah dan menyebarkan fitnah tentang beliau. Namun, meskipun mendapatkan perlawanan dari saudara kandungnya sendiri, Arwa tetap bersikap adil dan tidak ragu untuk menegur Abu Lahab atas sikapnya yang zalim terhadap Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
Akhir Hayat Arwa binti Abdul Muthalib
Arwa binti Abdul Muthalib wafat pada usia lanjut dan dikenang sebagai salah satu wanita mulia dari Bani Hasyim yang memiliki keberanian, kecerdasan, dan keteguhan dalam membela kebenaran. Ia diduga meninggal di Makkah setelah penaklukan kota tersebut, dan beberapa sumber menyebutkan bahwa ia akhirnya menerima Islam sebelum wafatnya. Namun, kepastian mengenai tahun dan tempat pemakamannya tidak banyak tercatat dalam sejarah Islam.
