Telaga Terindah se-Jateng Ada di Dieng, Umurnya Hampir 3 Abad

Telaga ini memang belum banyak dikunjungi wisatawan karena untuk mencapai telaga ini, para wisatawan harus berjalan kaki selama 20 menit dari tempat parkir.

oleh Tifani diperbarui 06 Jul 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2022, 08:00 WIB
Embun es atau bun upas di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)
Embun es atau bun upas di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Banjarnegara - Telaga Dringo menjadi salah satu telaga yang berada di kawasan pegunungan Dieng. Telaga ini terkenal memiliki panorama yang indah, bahkan mendapat julukan sebagai “ranu Kumbolo”-nya Dieng.

Telaga Dringo cocok menjadi salah satu destinasi wisata yang harus dikunjungi wisatawan, apabila berlibur ke pegunungan Dieng, Jawa Tengah (Jateng). Dikutip dari berbagai sumber, Telaga Dringo terbentang di kawasan perbukitan dengan ketinggian 2.222 mpdl.

Berada di ketinggian, membuat telaga ini memiliki pemandangan bentang alam yang mempesona. Telaga ini juga disebut-sebut sebagai telaga terindah se-Jateng.

Telaga ini memang belum banyak dikunjungi wisatawan  karena untuk mencapai telaga ini, para wisatawan harus berjalan kaki selama 20 menit dari tempat parkir. Namun lelah wisatawan akan sebanding untuk menikmati suasana di sekitar Telaga Dringo terasa masih asri, jauh dari hiruk pikuk kota maupun kepadatan rumah-rumah penduduk.

Telaga itu dinamakan “Dringo” karena dulu kawasan itu banyak rimbunan tumbuhan bernama dringo. Warga sekitar menyebut bahwa tumbuhan itu wangi baunya.

Saat musim kemarau, debit air di Telaga Dringo berkurang sehingga tampak surut. Saat musim kemarau pula, air di Telaga Dringo dimanfaatkan warga untuk mengairi tanaman kentang yang berada di sekitar bukit.

Meski begitu telaga ini tak pernah kering karena ada beberapa titik mata air di dekatnya. Secara administratif, Telaga Dringo terletak di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Banjarnegara.

Telaga ini terbentuk akibat letusan Gunung Sinila pada 1786. Pada saat itu, Gunung Sinila hancur dan menyisakan cekungan besar. Lambat laun cekungan tersebut  terisi oleh air hujan dan mata air muncul di sekitar telaga.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya