Patahkan Mitos Sulit Punya Anak Disebabkan Perempuan, Begini Pemahaman Utuh Infertilitas

Penyebab infertilitas dapat dipengaruhi banyak hal

oleh Tifani diperbarui 31 Jul 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2022, 16:00 WIB
Harap-harap Cemas Menanti Kehamilan, Sudah Tahu Fakta Tentang Infertilitas?
©Shutterstock

Liputan6.com, Yogyakarta - Infertilitas merupakan sebuah kondisi gangguan kesuburan, sehingga menyebabkan ketidakmampuan hamil. Biasanya, infertilitas ditandai dengan ketidakmampuan hamil setelah mencoba dalam kurun 1 tahun lamanya.

Penyebab  infertilitas dapat dipengaruhi banyak hal. Namun yang harus dipahami, infertilitas bukan hanya berasal dari dari perempuan, tetapi juga laki-laki.

Hal ini disampaikan VP Operation Morula IVF Indonesia Johannes Wibisono dalam acara Morula Fertility Talk, Jumat (29/7/22).

“Perlu kita pahami kondisi infertilitas bukan hanya ‘kesalahan’ pada perempuan seperti presepsi jaman dahulu, namun laki-laki juga ikut berperan,” kata Johannes.

Dalam data terakhir, 40 persen penyebab infertilitas masing-masing berasal dari perempuan dan laki-laki. Sementara 10 persen disebabkan dari keduanya dan 10 persen sisanya belum diketahui penyebabnya.

Morula IVF  Yogyakarta membantu pasangan yang ingin menjalani program bayi tabung untuk mendapatkan momongan. Morula IVF telah menangani 125.000 prosedur IVF dengan tingkat keberhasilan tertinggi mencapai 72 persen.

Hal serupa juga disampaikan spesialis obgyn Morula IVF Yogyakarta Zacky Arda yang mengatakan ada beberapa faktor yang memicu kondisi infertilitas. Penyebab infertilitas pada perempuan disebabkan dari gangguan ovulasi yang menyebabkan menstruasi tidak teratur.

Adapula faktor gangguan tuba atau saluran indung telur, bahkan karena endometeiosis atau nyeri saat menstruasi.  Sementara untuk laki-laki, infertilitas bisa disebabkan karena konsumsi rokok dan alkohol.

"Bisa juga karena diet yang kurang bagus, bekerja di lingkungan yang tidak baik, salah satunya yang memiliki suhu terlalu tinggi. Saat berada di lingkungan yang panas, kualitas sperma akan menurun," ucap Zacky Arda.

Oleh karena itu, pemeriksaan kondisi sperma atau rahim perlu dilakukan dibawah pengawasam medis. Bagi pasangan yang menikah di usia 35 tahun ke bawah, perlu memeriksakan diri ke dokter apabila setahun belum hamil.

Sedangkan, bagi pasangan yang berusia 35 tahun ke atas, perlu memeriksakan diri apabila sudah enam bulan belum hamil. Lalu untuk yang sudah 40 tahun baru menikah, maka perlu segera periksa.

Dalam data terakhir, sekitar 10 persen pasangan di Indonesia mengalami permasalahan infertilitas.  Angka ini berarti sekitar 15 juta orang mengalami masalah ini, baik dalam skala ringan sampai berat. Ia juga menyebutkan ada beberapa tingkatan keberhasilan kehamilan.

"Setahun setelah menikah potensi keberhasilan 90 persen, dua tahun menikah 50 persen dan tiga tahun menikah sebesar 14 persen. Semakin lama menikah, maka semakin turun potensi kehamilan," kata Zacky.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya