Upaya Pemprov Bali demi Datangkan 50 Ton Minyak Goreng Curah dari Jawa Timur

Hal itu dilakukan demi ketersediaan minyak goreng di Bali tetap aman.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mar 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2022, 05:00 WIB
FOTO: Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng
Pedagang menunjukkan minyak goreng curah di pasar tradisional, Pondok Labu, Jakarta, Rabu (2/2/2022). Minyak goreng masih dijual dengan harga tinggi karena menghabiskan stok lama yang ada. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi Bali tengah berupaya untuk segera mendatangkan 50 ton minyak goreng curah dari Provinsi Jawa Timur. Upaya itu dilakukan untuk memenuhi ketersediaan minyak goreng di Pulau Dewata.

"Kami berjuang untuk segera mendatangkan minyak goreng curah dari pabrikan, terutama yang masuk melalui Pelabuhan Benoa," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta di Denpasar, Minggu (6/3/2022).

Menurut Jarta, minyak goreng curah yang akan didatangkan ke Bali itu volumenya hingga ratusan ton, namun yang segera akan tiba dari Provinsi Jawa Timur dengan volume 50 ton.

"Sekarang posisinya sedang dalam perjalanan. Mudah-mudahan dalam seminggu ini sudah masuk Benoa sehingga minyak goreng curah di pasaran tersedia dalam jumlah cukup," ucapnya.

Minyak goreng curah yang didatangkan tersebut untuk memenuhi ketersediaan minyak di pasar-pasar tradisional, yang nantinya dijual dengan harga eceran tertinggi sebesar Rp11.500 per liter.

"Untuk pasar modern dan ritel tentunya hanya menjual minyak goreng dalam kemasan, bukan minyak goreng curah," ujarnya.

Sementara itu, untuk minyak goreng dalam kemasan, Jarta mengatakan sudah tersedia dalam jumlah yang cukup, walaupun dinilai belum optimal.

"Artinya tidak sampailah terjadi kelangkaan dan masyarakat masih mendapatkan minyak dalam kemasan dengan harga sesuai HET sebesar Rp14.000 per liter," kata Jarta.

Namun, tambah dia, seringkali masyarakat ketika mendengar di satu toko ada minyak goreng sesuai HET, lalu "dikejar" sedemikian rupa, meskipun belum tentu membutuhkan dengan volume tertentu.

"Sehingga begitu dikejar dalam waktu yang bersamaan, seolah-olah minyak goreng menjadi habis. Padahal sesungguhnya di tempat yang lain masih ada," ujar Jarta.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya