Liputan6.com, Lebak Bagi penggemar batu kalimaya, khususnya jenis black opal (BO), nampaknya harus lebih berhati-hati lagi dalam membeli. Hal ini dikarenakan adanya dugaan peredaran BO aspal (asli tapi palsu). Bahkan, para pedagang pun menjual BO aspal itu dengan harga selangit.
"Pembeli jangan terkecoh dengan harga. Yang mahal belum tentu berkualitas, yang murah belum tentu murahan. Jadi ketelitian pembeli dan kejujuran pedagang menjadi faktor untuk menadpatkan kalimaya terbaik," kata salah satu pengerajin batu Kalimaya, Fuad Lutfi (26), saat ditemui dikediamannya di Warung Gunung, Kabupten Lebak, beberapa waktu lalu.
Pria bertubuh gempal yang telah melakoni 'dunia perbatuan' semenjak tahun 2012 ini menyatakan bahwa beredarnya BO aspal bisa merugikan penambang. "Membedakan secara fisik kalimaya yang mudah pecah dan yang tidak memang sulit. Yang jelas kita harus memahami batu kalimaya. Minimal tanya ke penjual batu, kalimaya yang dijualnya merupakan kalimaya dari galian (tambang) asal mana. Karena yang bisa membedakan kekerasan batu itu pedagangnya sendiri," terangnya.
Advertisement
Fuad yang pernah menjual BO seharga Rp 250 juta per buahnya ini menyarankan agar peminat batu kalimaya tidak merugi. Lebih baik membeli BO yang sudah jadi, bukan berasal dari bahan (bongkahan). Jika membeli berasal dari bongkahan, maka bisa saja hasilnya akan kurang memuaskan.
"Jangan beli langsung dari penambang, bahan baku belum tentu bagus. Lebih baik beli jadinya yang sudah dibentuk," tegasnya. Batu akik kalimaya sendiri masuk ke dalam 10 jajaran batu mulia termahal di dunia yang setara dengan Beryl Emerald, Blue Garnet, dan Jadeite. Bahkan batu tersebut harganya bisa menembus 2.500 dolar per karat. (Yandhi Deslatama)