Liputan6.com, Jakarta- Perhelatan pekan mode terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara kembali membuat kejutan untuk para pecinta fesyen. Kali ini, giliran Senayan City yang unjuk gigi dengan melakukan kolaborasi bersama delapan desainer papan atas Indonesia. Kolaborasi yang bertajuk "8 Infinite Capsule Collection" ini menghadirkan nama-nama seperti Barli Asmara, Mel Ahyar, Deden Siswanto, ISIS, Spous by Priyo Oktaviano, Ardistia New York, Sapto Djojokartiko dan Signature Major Minor.
"Hadir dengan konsep yang berbeda, khusus untuk gelaran JFW kalo ini Senayan City mempersembahkan sebuah program yaitu melakukan kolaborasi dengan delapan desainer. Kami akan menampilkan limited edition Autumn/Winter Collection 2014 yang tergabung dalam 8 Infinite Capsule Collection," ujar Veri Y. Setiady, CEO Senayan City.
Seperti apa aksi kedelapan desainer papan atas Indonesia di panggung Jakarta Fashion Week 2015? Berikut ulasannya.
Advertisement
Mel Ahyar
Desainer yang satu ini memang tak pernah kehilangan akal untuk menciptakan karya yang mengagumkan. Permainan musik khas Spanyol dalam pagelarannya kali ini berhasil membuai para penonton yang hadir dalam show Mel Ahyar. Didominasi oleh warna hitam dan putih, sisi modern dan feminim sangat nampak pada koleksi Mel kali. Mel mengaplikasikan segala idenya dalam bentuk busana khas wanita seperti dress, celana katun, rompi, outer dengan bahan tule dan katun.
Yang membuat koleksi Mel semakin terlihat segar adalah penggunaan motif bunga pada busana-busana yang dihadirkan. Motif bunga yang dijahit rapi oleh Mel pada busana-busananya menambah pesona tersendiri pada koleksi rancangannya di JFW 2015.
Deden Siswanto
Juara memadupadankan kain khas Indonesia rasanya sangat pantas disematkan untuk desainer kelahiran Bandung, 29 Agustus 1968 yang satu ini. Ya, hampir dalam setiap karyanya Deden kerap mengusung salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia yaitu kain batik. Namun kali ini sesuatu yang berbeda, klasik dan sangat unik coba ditampilkan oleh Deden.
Pada Jakarta Fashion Week 2015 kali ini, Deden memadukan antara linen, katun dan Voile. Sementara itu, untuk memberikan sisi glamor pada rancangannya, ia pun menambahkan aksesoris monsoonlitani berwarna merah menyala yang membuat karyanya terlihat kuat dan memiliki cita rasa tinggi. Permainan warna hitam pada jaket, harrington dan rok serta penggunaan kaus kaki panjang dengan motif garis putih dan hijau membuat deretan busananya terlihat unik dan lain dari pada yang lain.
Barli Asmara
Klasik, elegan dan luar biasa. Itulah tiga kata yang sangat tepat diberikan pada hasil karya Barli Asmara di Jakarta Fashion Week 2015 kali ini. Permainan warna hitam, putih dan abu-abu sangat mendominasi koleksinya kali ini. Ditambah lagi, dalam setiap busana Barli nampak lihai dalam memadupadankan antara bordir, payet, sulaman dan fringe dimana, permainan tangannya yang handal ini membuat karyanya semakin terlihat memiliki cita rasa yang tinggi.
Sementara untuk memberikan kesan glamor pada rancangannya kali ini, Barli memberikan sentuhan manik-manik, beberapa ornamen yang membuat busananya terlihat lebih glamor dan permainan motif bunga dibagian dada busananya.
Ardistia New York
Mengangkat tema Modern Opulence, karya-karya Ardistia kali ini terlihat lebih berani dan menantang. Hal ini ia tunjukkan pada potongan-potongan pada setiap busana yang ia berikan dan permainan warna. Dimana, kedua hal tersebut berhasil membuat hasil karyanya terlihat sangat modern dan elegan.
Hadir dalam bentuk gaun, blouse, tank top dan rok sisi berani kembali ia tunjukkan pada detil dan teknik potongan geometris pada busana-busananya. Sehingga dapat disimpulkan, karya Ardistia terlihat cantik, romantis dan abadi.
ISIS
Tak heran jika ISIS selalu menghadirkan karya yang luar biasa. Hal ini terjadi lantaran dua kepala penuh kreativitas dalam ISIS mampu berpadu menjadi satu untuk menghasilkan karya yang lain dari pada yang lain. Didominasi oleh permainan warna-warna cerah dengan bahan katun, ISIS mencoba menggabungkan antara seni dan science. Hal ini sangat terlihat pada busana-busana yang ia hadirkan mulai dari gaun hingga atasan dan rok.
Permainan warna-warna tenang bak Anda sedang melihat sebuah lukisan sangat nampak pada karyanya mulai dari warna biru, hitam pekat. Sisi sensual dan menawan sangat nampak pada karyanya.
Spous by Priyo Oktaviano
Sementara untuk Priyo, nuansa anak muda yang ceria dan bebas sangat nampak pada jajaran koleksinya. Beberapa busana yang dihadirkan pun mencirikan anak muda seperti jeans, linen, katun. Didominasi oleh permainan warna biru baik terang maupun gelap, walaupun terkesan modern namun Priyo tetap memadukannya dengan cita rasa tradisional.
Ia berhasil memadukan busana tersebut dengan kain tenun Sumba. Selain kain tenun Sumba yang dikenal halus dan lembut, Priyo juga memadukan benda-benda ramah lingkungan dalam koleksinya. Misal, pada tank top berwarna biru Priyo tak menggunakan tali yang terbuat dari katun namun ia memilih untuk menggunakan tali jenis simpul berwarna putih.
Tak hanya pada busana, pada alas kaki dan aksesoris, ia pun mengusung tema Indonesia. Untuk alas kaki para model, ia mengusung tema bakiak dan untuk aksesoris topi ia merajutnya dengan menggunakan rotan halus.
Sapto Djojokartiko
Nuansa romantis, dramatis dan modis sangat lekat pada deretan busana yang dihadirkan oleh desainer asal Indonesia Sapto Djojokartiko. Busana-busana yang hadir dalam bentuk mini dress, kemeja, blouse, celana panjang dan hot pants dan didominasi oleh warna hitam pekat ini membuat sisi edgy dan klasik semakin terasa.
Tak hanya itu saja, Sapto juga terlihat handal dalam melakukan teknik-teknik pembuatan busana. Permainan bordir dalam setiap pakaiannya dan potongan-potongan busana yang membentuk lekuk tubuh perempuan membuat delapan busananya terlihat sempurna. Sementara itu, untuk bahan Sapto lekat dengan perpaduan katun, tule dan masih banyak lagi.
Signature Major Minor
Sisi unik dan elegan sangat terlihat pada busana-busana yang dihadirkan oleh Major Minor. Permainan bahan serta detil yang praktis dan permainan warna yang mencerahkan mata seperti merah, putih, hitam dan abu-abu semakin menampakkan sisi anak muda yang bebas dalam berekspresi.
Kali ini Major Minor terinspirasi dari lukisan karya Philippe Cognee. Tak heran jika major minor terinspirasi dengan lukisan tersebut. Karya-karyanya yang unik yaitu memadukan antara dua warna kontras ke dalam balutan busana feminim yang berkesan maskulin.
Yang membuatnya terlihat berbeda dari yang lainnya adalah kedelapan model yang berjalan di atas runaway tampil anggun dengan menggunakan topi. Topi khas wanita Prancis semakin membuat sisi klasik, anggun dan edgy sangat kental terasa. (Cyn/Igw)