Liputan6.com, Jakarta Menjadi perempuan lajang di usia 30-an memang tidaklah mudah. Di mana lingkungan sosial pasti acap kali meminta Anda untuk segera memiliki pasangan dan menikah. Bahkan, beberapa orang pun bisa menganggap Anda terlalu pemilih, sehingga tidak ada yang mau mendekati Anda.
Namun, sebelum Anda mengabaikan semua orang karena semua alasan yang salah, ingatlah bahwa seiring bertambahnya usia, taruhannya, baik atau buruk, semakin tinggi. Apalagi jika teman-teman Anda sudah berumah tangga.
Baca Juga
Tidak jarang, mereka pun sudah memiliki seorang anak. Jadi, bisa dikatakan kalau Anda menjadi satu-satunya orang yang belum memiliki pasangan dan tidak terlibat hubungan asmara dengan siapapun.
Advertisement
Lalu, Anda pun menanyakan eksistensi hidup Anda sendiri. Apa yang harus dilakukan selanjutnya?
Menghimpun dari Your Tango, Kamis (20/2/2025), berikut adalah kesalahan hubungan terbesar yang dilakukan wanita di usia tiga puluhan. Siapa tahu Anda juga memiliki kecenderungan yang sama:
1. Berulang kali berkencan dengan 'tipe' yang mirip
Entah Anda menyadari atau tidak, dalam memilih pasangan Anda memiliki pola tertentu. Mungkin Anda senang dengan pola Anda. Di mana Anda suka dengan pria yang terlihat tampan dan mempesona.
Namun faktanya, belum tentu pria tersebut juga menyukai Anda. Kalau sudah begini, cobalah untuk mengubah pola tersebut. Coba lawan naluri Anda. Seperti misalnya mencoba untuk berkenalan dengan pria di luar tipe Anda.
Siapa tahu hal ini justru bisa membuka jalan dan menjalin hubungan yang baru.
2. Menganggap pasangan adalah seorang yang terbaik
Seperti yang kita tahu kalau usia 30-an sangat rentan dan mesti selektif dalam membina hubungan baru. Apalagi karena hal ini menyangkut ke arah hubungan yang serius hingga keinginan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Namun, Anda juga harus berhati-hati. Apalagi jika ada anggapan jika dia bisa menjadi seseorang yang terbaik dalam hidup Anda. Di mana Anda sendiri sudah membayangkan bagaimana hidup bersamanya dan membangun sebuah keluarga. Kalau sudah begini, cobalah untuk bangkit dan kembali ke masa sekarang.
Biarkan hubungan itu terjadi. Fokus pada pasangan, bukan pada gagasan tentang pasangan. Semakin banyak tekanan yang Anda berikan padanya, semakin mudah hubungan itu akan hancur dengan sentuhan sekecil apa pun. Lalu pada akhirnya, Anda tahu apa artinya: memulai lagi dari awal.
3. Memilih orang sembarangan
Saat terpuruk, pasti kesepian pun akan datang. Jika sudah begini, rasanya akal sehat pun menjadi hilang. Maka sangat rentan jika Anda memilih orang sembarangan dan "tersedia" untuk menemani Anda di masa-masa seperti ini.
Hanya karena Anda kesepian bukan berarti Anda harus mengundang teman kencan Anda ke pernikahan sahabat Anda. Termasuk kepada pria yang baru saja Anda kencani, untuk menemani ke pesta liburan di mana semua orang membawa pasangannya.
Sebab, keputusasaan tidak terlihat baik pada siapa pun.
Advertisement
4. Berpikir bahwa uang adalah segalanya
Ini pertanyaan yang sulit. Di usia 20-an, Anda yang idealis percaya bahwa uang tidak penting. Cinta adalah satu-satunya yang Anda butuhkan, begitulah yang Anda pikirkan.
Kemudian Anda berhenti tinggal dengan teman sekamar, dan harus membayar seluruh sewa. Saat itu, Anda mungkin menyadari saat itu juga bahwa mencari pasangan dengan gaji besar mungkin merupakan jawabannya.
Keuangan yang sehat mungkin membuat segalanya nyaman, tetapi tidak akan menopang Anda melalui konflik kepribadian, masalah kesehatan, masalah keluarga, dan insecurity. Sayangnya, uang tidak dapat menyatukan hubungan.
Percaya bahwa uang adalah kunci cinta dalam suatu hubungan adalah kesalahan. Cinta pada dasarnya didasarkan pada hubungan emosional, keintiman, dan nilai-nilai bersama, yang tidak dapat digantikan oleh uang.
Penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Consumer Research menjelaskan bahwa memprioritaskan uang daripada faktor-faktor ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan kekuasaan dan insecurity, dan pada akhirnya merusak hubungan karena kurangnya kepuasan emosional yang sejati.
5. Berharap segalanya berjalan sesuai rencana
Berhentilah untuk merencanakan sesuatunya secara mendetail. Termasuk mengharapkan kehadiran seseorang yang sempurna dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan. Sebab, sebaiknya kita bersikap realistis saja.
Apalagi beberapa hal dalam hidup mengikuti urutan yang berurutan, dan kehidupan cinta Anda bukanlah salah satunya. "Alam Semesta" tidak tahu bahwa Anda siap bertemu "yang tepat." Anda harus mencarinya sendiri, dan itu bisanya membutuh usaha ekstra.
Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan hilangnya kesempatan, kecemasan yang tidak perlu, dan kecenderungan untuk mengabaikan pasangan yang berpotensi hebat. Penelitian yang dipublikasikan dalam Personality and Social Psychology Bulletin menjelaskan bahwa hal ini sering kali berasal dari ekspektasi yang tidak realistis dan rasa takut akan komitmen, yang dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan kebahagiaan dalam hubungan.
Waktu yang tepat mungkin tidak akan pernah tiba, dan secara aktif mencari pasangan yang cocok sambil terbuka untuk membangun hubungan bisa lebih bermanfaat. Menetapkan batasan yang sehat dan memahami kebutuhan Anda dapat membantu menentukan kapan Anda benar-benar siap untuk suatu hubungan.
Advertisement
