Liputan6.com, Malang Jalur pendakian ke Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut di perbatasan Kabupaten Lumajang, Malang, Jawa Timur, ditutup dari tanggal 5 Januari 2015.
"Penutupan tersebut rutin dilakukan setiap tahun untuk memulihkan ekosistem kawasan setempat," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Ayu Dewi Utari, belum lama.
Seperti yang dilansir dari Antaranews, Rabu (7/1/2015), cuaca ekstrem, musim hujan yang mengguyur gunung tertinggi di Pulau Jawa akhir-akhir ini berpotensi menimbulkan tanah longsor, dan rawan pohon tumbang di sepanjang jalur pendakian, sehingga membahayakan pendaki.
Advertisement
"Dikhawatirkan terjadi badai akibat cuaca buruk, sehingga jalur pendakian mulai Senin (5/1) lalu ditutup sementara," tuturnya.
Penutupan jalur pendakian gunung api juga mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang menyebutkan penutupan jalur pendakian dapat dilakukan karena kondisi membahayakan dan alasan kepentingan pemulihan ekosistem.
Setelah resmi ditutup, lanjut dia, petugas TNBTS bersama sukarelawan dan pencinta alam akan membersihkan sampah di sepanjang jalur pendakian Semeru.
"Meningkatnya jumlah pendaki selama liburan sekolah yang bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru 2015 menyisakan sampah yang cukup banyak di sepanjang kawasan, sehingga harus dibersihkan," paparnya.
Padahal, petugas TNBTS sudah mengimbau pendaki untuk membawa kembali sampah-sampah itu turun, agar ekosistem kawasan taman nasional tersebut terjaga dengan baik.