Kecipak Kecipuk, Eksplorasi Bunyi Tak Henti

Jagongan Wagen di Maret kali ini mengeksplorasi bunyi dari beragam media

oleh Rina Nurjanah diperbarui 30 Mar 2015, 13:35 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2015, 13:35 WIB
Jagongan Wagen Kecipak Kecipuk

Liputan6.com, Jakarta Jagongan Wagen, adalah salah satu program rutin setiap bulannya yang dilakukan oleh PSBK untuk menampilkan beragam pertunjukan seni. Tema-tema yang diangkat bisa beragam, seberagam disiplin seni yang ditampilkan, yang pasti program ini gratis. Kali ini, para seniman membawakan eksplorasi suara dan bebunyian pada pendengaran kita dengan judul Kecipak Kecipuk.

Di hadapan panggung sederhana yang tak begitu luas, telah berkumpul para penonton dari mulai anak kecil dengan orang tuanya pun para pemuda pemudi, dengan latar beragam. Mereka berkumpul untuk menyaksikan pertunjukann Jagongan Wagen yang setiap bulan mementaskan ragam pertunjukan. Acara dimulai dengan keramahan Emak Teng yang menyemarakan suasana dengan humor sederhana khas Yogya.

Pertunjukan dimulai dengan kesedihan mereka yang tak mampu bersekolah, disindenkan oleh Silir Pujiwati. Suaranya yang lembut dan kuat mampu membuat bulu kuduk merinding, kesedihan yang begitu dihayatinya hadir mempesona semua hadirin hingga berakhir, tepuk riuh rendah barulah memecah sunyi sedari tadi. Tak berhenti disitu, permainan kemudian dimulai dengan beragam alat-alat sederhana yang juga biasa kita jumpai sehari-hari. Dari meja kursi kayu, keresek, ponco, sapu hingga air.

Setiap sumber bunyi bisa diolah membentuk harmonisasi suara yang luar biasa indah. Setiap hal yang kita kerjakan menghasilkan bunyi, bahkan ketika kita mandi dan menjadi musik tersendiri. Eksplorasi terhadap bebunyian itulah yang kiranya disampaikan melalui pertunjukan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam. Setiap bunyi, yang pada akhirnya mewujud kata seperti kecipak kecipuk air.

Pertunjukan Jagongan Wagen ini menghilangkan jarak antara penonton dan penampil, bukan saja tak ada jarak antara panggung dan kursi hadirin tapi juga mengajak penonton pun turut mengeksplorasi bebunyian bersama. Baik dari tepukan semata, suara, hingga kolaborasi dengan bebunyian lain. Musik, atau bahkan seni secara keseluruhan, adalah milik semua orang dimana kita pun mampu mengeksplorasi sendiri tanpa harus menjadi seniman.

Kiranya visi dari PSBK untuk menghadirkan seni dan seniman untuk masyarakat sehingga meningkatkan engagement of art dalam kehidupan bermasyarakat mewujud dalam pertunjukan ini, pun dalam keseharian. (Rina/Liz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya