Liputan6.com, Jakarta Apabila Anda sering melewati jalan raya pancoran, Anda pasti tidak asing dengan kehadiran patung yang satu ini. Patung Dirgantara atau yang lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran merupakan salah satu patung yang menjadi landmark atau simbol penanda kota di Jakarta yang terkenal.
Patung Pancoran di bangun pada masa pemerintahan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, patung ini memiliki tinggi 11 meter dengan tinggi kaki patung mencapai 27 meter.
Patung yang dirancang oleh pematung asal Yogyakarta bernama Edhi Sunarso ini dibangun atas permintaan Bung Karno dengan menghabiskan biaya Rp 12 juta.
Advertisement
Satu hal menarik dan selalu menjadi misteri dari patung ini adalah mengenai arah acungan tangan dari Patung Pancoran ini. Banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat mengenai kemana arah sebenarnya Patung Pancoran ini menunjuk.
Konon dikabarkan bahwa Patung Pancoran menunjuk ke tempat rahasia dimana Bung Karno meletakkan harta kekayaannya. Kabar lain juga menceritakan bahwa patung ini menghadap ke Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan jantung peradaban bangsa Indonesia selama di jajah Belanda.
Akan tetapi ternyata, seperti dilansir dari jakarta.go.id pada Rabu (1/4/2015), tangan patung ini sebenarnya menunjuk ke arah utara tempat Bandar Udara Internasional Kemayoran berada. Bandar Udara Internasional Kemayoran merupakan bandara internasional pertama yang dimiliki Jakarta. Bandar Udara tersebut berfungsi melayani seluruh rute penerbangan domestik dan internasional pada masanya, sebelum akhirnya dipindah ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Selain menunjuk ke arah utara, patung ini juga dibangun di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya juga sangat strategis karena merupakan monumen penyambut bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Lebih lanjut, Patung Dirgantara dibangun dengan maksud untuk menunjukkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat jujur, berani dan bersemangat. (Vina A Muliana/Ars).