Banyuwangi Luncurkan Gerakan Jumat Minum Jamu

Meski berkhasiat, minum jamu oleh sebagian masyarakat masih dianggap kuno.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 29 Agu 2015, 07:05 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2015, 07:05 WIB
Jamu Mbak Menel

Liputan6.com, Jakarta Jamu merupakan minuman berkhasiat yang dibuat dengan berbagai rempah-rempah alami khas Indonesia. Meski memiliki banyak khasiat, namun minum jamu belum menjadi budaya dan gaya hidup karena masih dianggap kuno oleh sebagian masyarakat Indonesia. Atas dasar itu Pemerintah Kabupetan Banyuwangi mencanangkan Gerakan Jumat Minum Jamu, yang dimulai dari karyawan Pemkab.

Menurut informasi yang didapat Tim Liputan6.com, Jumat (28/8/2015), Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan, Hary Cahyo Purnomo mengungkapkan, gerakan ini digagas untuk menciptakan Banyuwangi yang sehat, dan akan dilaksanakan rutin serta berkelanjutan setiap Jumat pagi.

Lebih jauh Hary mengungkapkan, kegiatan ini dimaksudkan untuk back to nature atau kembali ke alam, untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada obat-obatan kimia. Mengingat obat-obatan kimia yang digunakan dalam waktu lama bisa merusak fungsi ginjal. Diharapkan dengan adanya gerakan ini, masyarakat yang dimulai dari lingkungan Pemkab bisa kembali pada kehidupan herbal.

Selain itu, Hary juga menjelaskan, Banyuwangi memilliki potensi alam yang besar sebagai penyedia bahan baku jamu. “Ini harus kita lestarikan, bahkan harus ada kolaborasi antara petani penanam tanaman obat keluarga (toga) dengan pedagang jamu gendongan dan perusahan-perusahaan jamu kemasan. Dengan begitu, ini tak hanya berdampak baik bagi kesehatan, tetapi juga perekonomian masyarakat Banyuwangi,” ungkapnya.

Sementara itu senada dengan Hary, Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pemberdayaan Masayarakat (PLPM) dan SDM Kesehatan dari Dinas Kesehatan Banyuwangi, Kurnianto mengatakan pihaknya sangat mendukung gerakan ini, mengingat jamu sangat berfungsi untuk menjaga kesehatan jika diminum secara rutin. Karena itu Dinkes mengawal beberapa puskesmas di Banyuwangi untuk membina para bakul jamu gendongan agar mereka bisa terus menjaga kualitas jamu dagangannya.

(ibo/igw)

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya