Liputan6.com, Jakarta Senyum mengembang di wajah Caryo (56), pemilik warung kopi di sekitar kawasan Instiitut Teknologi Bandung. Warung kopi yang didirikannya sejak 13 tahun lalu yang tadinya kumuh kini semakin trendi dan modern. Sore itu, Sabtu (7/11/2015), warung itupun dipenuh oleh puluhan anak muda yang berkreasi break dance. Caryo pun terlihat lebih nyaman berjualan di warung kopi yang sering disebut-sebut dengan "Warung Kopi Pak Caryo" itu.
Dinding warung itu berhias poster warna-warni, drum yang didominasi warna coklat dijadikan tempat duduk. Terdapat satu gerobak dengan beberapa termos air panas yang berfungsi sebagai tempat menyiapkan kopi. Warung kopi itu tampak begitu muda dan hidup. Melihat keseruan sore itu, siapa sangka Warung Kopi Pak Caryo sempat akan digusur oleh pihak kelurahan setempat. Sebab, warung kopi itu dinilai terlalu kumuh dan tidak sedap dipandang jika berada di sekitar lingkungan kampus.
Caryo pun bingung bukan kepalang setelah didatangi pihak kelurahan berkali-kali. Pria dua anak ini pun mencari cara supaya warungnya tidak digusur. Namun apa daya omzet yang hanya Rp 500.000 per hari hanya bisa dimanfaatkannya untuk modal berjualan esok hari dan mencukupi kebutuhan keluarga. Saat Caryo hampir putus asa, sebuah tawaran menggiurkan datang kepadanya.
Advertisement
Dalam merayakan hari cappuccino seluruh dunia, Torabika berprogram untuk merenovasi warung-warung kopi kecil menjadi semacam kafe. Tujuannya supaya semakin banyak masyarakat Indonesia, anak-anak muda khususnya yang bisa ngopi ala cafe. Warung Pak Caryo yang tadinya kumuh dan hampir digusur pun disulap menjadi seperti sekarang. Namun, satu yang tidak pernah berubah, warung itu sudah menjadi saksi bisu tercetusnya ide-ide segar anak muda serta senyum ceria mereka saat berkumpul sambil ngopi bareng di sana,