Menteri Arief: Mari Belajar dari Bom Bangkok!

Pariwisata merupakan sektor paling sensitif berkaitan dengan bom yang terjadi di Sarinah.

oleh Meita Fajriana diperbarui 14 Jan 2016, 16:38 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2016, 16:38 WIB
20150930- Menteri Pariwisata Arief Yahya-Jakarta
Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/9/2015). (Liputan6.Com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Setelah terjadinya tragedi bom di kawasan Sarinah, Jakarta Kamis Pagi (14/1/2016), Menteri Pariwisata Arief Yahya mengeluarkan sejumlah kebijakan. Salah satunya dengan langsung membentuk crisis center. Hal ini dibentuk untuk menangani pemberitaan yang simpang siur mengenai kejadian dan jumlah korban.

"Jadi kita harus cepat recovery dan teman-teman bekerja semua. Crisis center langsung on," ungkap Menteri Arief pada Kamis (14/1/2016).

Bercermin dari kejadian bom Bangkok beberapa waktu lalu, Arief Yahya menuturkan Indonesia dapat belajar dari kejadian tersebut. Pemerintah di sana langsung menyuruh beberapa orang untuk mempelajari cara kerja tim yang menangani ledakan di Bangkok itu.

"Bom yang terjadi di Bangkok itu cukup besar dan tidak sampai dua bulan sudah recovery penuh. Saya harapkan itu juga yang kita laksanakan," imbuh Menteri Arief.

Selain itu, Arief juga berharap peran semua pihak agar tidak memperkeruh dengan menyebarkan berita yang negatif mengenai kejadian ini. Hal itu bertujuan agar tidak memperkeruh suasana dan menjadikan sektor pariwisata nasional, khususnya pariwisata Jakarta anjlok.

"Bukan hanya pariwisata yang akan langsung terkena. Pariwisata itu, hubungannya linier dengan isu keamanan. Mohon mengerti kalau isu keamanan katakanlah hanya naik 10 persen pariwisatanya naik 10 persen. Kalau turun 10 persen pariwisatanya juga akan turun 10 persen," katanya menambahkan.

Arief Yahya menilai pariwisata merupakan sektor yang paling sensitif berkaitan dengan kejadian tadi pagi. Setelah itu baru diikuti dengan transaksi perdagangan.

"Pak Presiden sudah memberikan keterangan pers. Kita serahkan ke Polri agar tidak simpang siur. Nanti ke Pak Kapolri satu pintu, karena saya khawatir baru saja edarkan ini ternyata itu hoax, jadi hati-hati, apalagi saya pejabat publik," tutup Menteri Arief.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya