Liputan6.com, Jakarta Sumatera Utara memiliki potensi luar biasa untuk menjadi salah satu tujuan wisata bisnis atau yang dikenal dengan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE). Namun, daerah ini juga masih memiliki sejumlah tantangan untuk memajukan sektor ini.
Edy Sahputra Sitepu, Pengelola Program D4 MICE Politeknik Negeri Medan, mengatakan, sejumlah tantangan yang harus dihadapi praktisi pariwisata adalah masih minimnya pengadaan event berskala internasional di Sumatera Utara. Kalaupun ada acara, maka itu hanya tergantung pada pengadaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Baca Juga
"Jadi hanya bergantung pada APBD, bukan berdasarkan kreativitas. Padahal untuk menarik wisatawan mancanegara dibutuhkan event-event berskala internasional," kata Edy dalam Forum Group Discussion Kegiatan Kunjungan Lapangan Destinasi MICE 2016 di Medan, Jumat (18/3/2016).
Advertisement
Baca Juga
Praktisi industri pariwisata Tendeanus Sukardi mengatakan, Sumatera memiliki daya tarik destinasi wisata yang besar. Budaya yang kental, keindahan alam, serta kuliner merupakan poin ekstra untuk menarik wisatawan.
Namun, poin yang masih kurang yakni koneksi penerbangan langsung ke luar negeri. Saat ini baru tersedia lima penerbangan internasional di Bandara Kuala Namu. Selain itu, faktor kenyamanan dan keamanan juga dirasa masih kurang.
Karena itu, untuk memajukan kegiatan MICE, menurut Tendeanus, hal yang terpenting dilakukan adalah untuk memperbaiki penerangan dan memperbanyak pos polisi, minimal di setiap persimpangan jalan. Ini adalah untuk meningkatkan kenyaman dan keamanan para turis.
"Rasa nyaman dan aman dari para wisatawan dibutuhkan untuk memperbaiki image. Itu juga penting supaya mereka mau kembali lagi," kata Tendeanus.
Untuk diketahui, kegiatan MICE dapat memberikan dampak positif yang berlipat ganda pada sektor ekonomi di sebuah wilayah. Karena itu MICE merupakan salah satu fokus dari pengembangan pariwisata Sumatera Utara ke depan.
Selain itu, sektor lainnya yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata pun akan lebih berkembang. Ini karena kegiatan MICE akan melibatkan wisatawan yang cenderung tinggal lebih lama dan menghabiskan uang lebih banyak daripada turis biasa.
Hasil survei PES (Passenger Exit Survey) Kemenpar tahun 2013 menyebutkan 25 persen wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia karena mengikuti kegiatan MICE. Pengeluaran wisman MICE dua kali lipat atau sekitar 2.200 dolar Amerika per kunjungan per orang dibandingkan wisatawan biasa (leisure).
Menurut data dari Kementerian Pariwisata, Sumatera Utara termasuk dalam 10 destinasi MICE di Indonesia. Padahal untuk tujuan destinasi wisnus, Sumatra Utara termasuk dalam lima besar. Maka, dorongan untuk menjadikan Sumatera Utara sebagai destinasi MICE sangat besar.