Liputan6.com, Gorontalo Datanglah ke Provinsi Gorontalo. Ada fenomena menarik di sana. Menurut Pelaksana Tugas Gubernur Gorontalo Prof Zudan Arif Fakrulloh, Pantai Botubarani di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo mendadak beken di kalangan wisatawan lokal dan mancanegara. Sebabnya, tak lain lantaran keberadaan hiu paus (Rhincodon typus) yang menetap di pantai tersebut.
Kampung Butubarani yang dulu sepi itu, dalam tiga tahun belakangan mendadak ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan dan berinteraksi dengan hiu paus atau whale shark dalam bahasa Inggris. Spesies ikan terbesar itu adalah hiu pemakan plankton. Kebiasaan makannya dengan menyaring air laut seperti kebanyakan jenis paus lainnya.
"Setidaknya saya lihat ada tiga hiu paus berenang-renang di perairan di sekitar tempat ini," kata Zudan saat berkesempatan menyaksikan hewan langka itu, Selasa (15/11/2016).
Advertisement
Zudan bercerita, kemunculan hiu paus di pantai Botubarani dimulai sejak tiga tahun lalu seiring dengan beroperasinya pabrik udang vaname di Botubarani yang membuang limbahnya ke laut dan menjadi penarik hiu paus. Sebab limbah tersebut menyuburkan plankton yg menjadi salah satu makanan hiu paus.
"Wisata hiu paus sudah menjadi magnet pariwisata kabupaten Bone Bolango di Provinsi Gorontalo. Kunjungan wisatawan pada lokasi hiu paus sekitar 52.000 pengunjung, baik dari lokal, nusantara maupun mancanegara," ujar Zudan.
Zudan mengaku takjub dengan manfaat besar sangat dirasakan masyarakat sekitar, maupun biro perjalanan wisata terutama dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
Zudan mengungkapkan ada sekitar 18 ekor hiu paus yang muncul selang periode April sampai dengan Agustus.
"Dan sekarang ada empat ekor yang muncul bergantian tiap hari dan sudah dipasangi TAG oleh Balai Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar dalam rangka mempelajari jalur hiu paus di Gorontalo," kata Zudan,
Zudan pun menyebutkan keistimewaan wisata hiu paus Botubarani Gorontalo adalah lokasi mudah diakses, yaitu hanya 20-30 meter dari bibir pantai.
"Hiu paus sangat jinak dan wisatawan sudah bisa bercengkrama dengan hiu paus. Dan hiu paus juga senang diberi makan oleh pengunjung," katanya ikut senang.
Untuk melihat hiu paus, masyarakat harus menyewa perahu dengan harga Rp 15.000 per orang. Untuk memancing hiu paus keluar permukaan air setiap perahu dibekali makanannya, satu atau beberapa bungkus kulit udang yang dijual seharga Rp 10.000 per bungkus. Jika dihitung kasar pemasukan dari sewa perahu dan umpan makanan dalam dua bulan terakhir hampir mencapai Rp 400 juta.
Karena jinak pengunjung bisa bercengkerama atau berenang bersama di dekat hiu paus. Makanan yang diberikan adalah kepala udang yang merupakan limbah pabrik. "Atau nike atau ikan-ikan kecil endemik yang hanya ada di Gorontalo pada musim tertentu," demikian Zudan Arif Fakrulloh.
Bupati Bone Bolango Gorontalo, Hamim Pou mengakui, suasana di Botubarani masih suasana kampung. "Tapi memang begitu, di sini pariwisatanya dikelola dengan management rural. Di mana masyarakat sekitar mengambil manfaat dari keberadaan paus hiu ini," kata Hamim.
Ia setuju dengan Plt Gubernur, meski pun suasana kampung tapi harus bersih dan penataannya dibikin bagus.
"Ada toilet, ada ruang bilas, makanannya juga makanan kampung tapi tetap bisa dinikmati semua orang," lanjutnya lagi.
Selanjutnya ia ingin menata kampung sekitar pantai dalam tahun ini juga.
"Kita akan pasangi payung-payung. Lalu warung-warung di sepanjang pantai, akan kita tata supaya ada ruang kosong di sini, jadi lebih lega untuk mereka yang akan datang. Kita malu kalau masih begitu modelnya," kata Hamim.
(Adv)