Surat Seorang Gadis Jaga Desa di Inggris dan Selamat dari Perang

Siapa sangka, sebuah surat yang ditulis oleh Helen Tayler membuat tentara menjaga desa yang dahulu pernah ditinggalinya hingga saat ini.

oleh Akbar Muhibar diperbarui 21 Des 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2016, 07:00 WIB
Siapa sangka, sebuah surat yang ditulis oleh Helen Tayler membuat tentara menjaga desa yang dahulu pernah ditinggalinya hingga saat ini.
Siapa sangka, sebuah surat yang ditulis oleh Helen Tayler membuat tentara menjaga desa yang dahulu pernah ditinggalinya hingga saat ini.

Liputan6.com, Jakarta Siapa sangka, sebuah surat yang ditulis oleh Helen Tayler membuat tentara bersemangat menjaga desa yang dahulu pernah ditinggalinya. Bahkan hingga kini, setelah 73 tahun lamanya desa itu dibiarkan kosong, rumah dan gereja yang pernah berdiri tetap aman dari perang. Akhirnya Desa Tyneham yang ada di Dorset, utara Inggris, menjadi museum waktu sejak ditinggalkan penduduknya pada tahun 1943. Seperti yang dirilis dari thesun.co.uk, Rabu (21/12/2016).

Desa Tyneham terpaksa ditinggalkan karena dijadikan tempat latihan tentara Inggris saat perang dunia ke dua (foto : thesun.co.uk)

“Mohon jaga gereja dan rumah dengan selamat. Kami telah memberikan rumah yang sudah ditinggali dari generasi ke generasi, untuk membantu memenangkan perang agar semua orang bebas. Kami akan kembali suatu hari nanti dan terimakasih sudah menjaga desa ini dengan baik,” tulis surat yang dibuat oleh Helen, orang terakhir yang meninggalkan desa ini pada 17 Desember 1943.

Surat tersebut ditempel di pintu gereja ketika Desa Tyneham dijadikan tempat pelatihan militer oleh tentara Inggris untuk memenangkan perang dunia. Dahulu, perpindahan penduduk ini direncanakan hanya untuk sementara. Namun pada tahun 1948, tanah ini dibeli untuk tetap digunakan sebagai tempat pelatihan tentara.

Hingga kini, gedung gereja yang ada di Desa Tyneham masih dalam kondisi baik (foto : thesun.co.uk)

Perumahan dan gereja yang ada di desa ini dipercaya sudah berdiri sejak abad ke 13, namun yang tersisa hanyalah dinding-dinding tebal yang kokoh sebagai tanda desa ini pernah dihuni. Bahkan gereja yang ada masih terawat dengan baik meski jarang dikunjungi.

Kotak telepon juga masih dalam keadaan baik, meski dalam keadaan berdebu sejak tahun 1943 (foto : thesun.co.uk)

Bahkan telepon umumnya tetap berdiri tegak dengan warna yang mencolok, merah dan putih. Didalamnya masih ada telepon yang digunakan sejak dulu, meski kotak teleponnya sudah berdebu dan tidak bisa digunakan lagi.

Helen Tayler yang kini berusia 92 tahun mengaku bahwa ia tidak ada penyesalan saat ia meninggalkan desa yang ia cintai. “Kami berangkat dengan niat yang baik, berpikir bahwa kami melaksanakan kewajiban untuk membantu perang,” ujar Helen. Kini karena surat yang ia tulis, desa ini bisa dijaga meski kini tidak sempurna karena kondisi alam oleh tentara Inggris.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya