Liputan6.com, Jakarta Siapa sangka, sebuah surat yang ditulis oleh Helen Tayler membuat tentara bersemangat menjaga desa yang dahulu pernah ditinggalinya. Bahkan hingga kini, setelah 73 tahun lamanya desa itu dibiarkan kosong, rumah dan gereja yang pernah berdiri tetap aman dari perang. Akhirnya Desa Tyneham yang ada di Dorset, utara Inggris, menjadi museum waktu sejak ditinggalkan penduduknya pada tahun 1943. Seperti yang dirilis dari thesun.co.uk, Rabu (21/12/2016).
Baca Juga
“Mohon jaga gereja dan rumah dengan selamat. Kami telah memberikan rumah yang sudah ditinggali dari generasi ke generasi, untuk membantu memenangkan perang agar semua orang bebas. Kami akan kembali suatu hari nanti dan terimakasih sudah menjaga desa ini dengan baik,” tulis surat yang dibuat oleh Helen, orang terakhir yang meninggalkan desa ini pada 17 Desember 1943.
Advertisement
Surat tersebut ditempel di pintu gereja ketika Desa Tyneham dijadikan tempat pelatihan militer oleh tentara Inggris untuk memenangkan perang dunia. Dahulu, perpindahan penduduk ini direncanakan hanya untuk sementara. Namun pada tahun 1948, tanah ini dibeli untuk tetap digunakan sebagai tempat pelatihan tentara.
Perumahan dan gereja yang ada di desa ini dipercaya sudah berdiri sejak abad ke 13, namun yang tersisa hanyalah dinding-dinding tebal yang kokoh sebagai tanda desa ini pernah dihuni. Bahkan gereja yang ada masih terawat dengan baik meski jarang dikunjungi.
Bahkan telepon umumnya tetap berdiri tegak dengan warna yang mencolok, merah dan putih. Didalamnya masih ada telepon yang digunakan sejak dulu, meski kotak teleponnya sudah berdebu dan tidak bisa digunakan lagi.
Helen Tayler yang kini berusia 92 tahun mengaku bahwa ia tidak ada penyesalan saat ia meninggalkan desa yang ia cintai. “Kami berangkat dengan niat yang baik, berpikir bahwa kami melaksanakan kewajiban untuk membantu perang,” ujar Helen. Kini karena surat yang ia tulis, desa ini bisa dijaga meski kini tidak sempurna karena kondisi alam oleh tentara Inggris.