Liputan6.com, Jakarta Menjadi presiden wanita pertama di Singapura, mungkin tidak terpikirkan oleh Halimah Yakob ketika ia masih kecil. Lahir pada 23 Agustus 1954, wanita ini berjuang dengan keras untuk tetap hidup. Inilah kisah hidup Halimah, seperti yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Presiden wanita pertama Singapura tanpa pemilu
Halimah Yakob bisa dibilang terpilih tanpa pemilu, karena hanya dia calon yang diberikan sertifikat kelayakan oleh Elections Departement (ELD) pada 11 September 2017. Sertifikat ini sangat penting dikeluarkan untuk para calon, agar mereka bisa bertanding dalam pemilihan presiden. Namun, karena ELD yang dikeluarkan hanya satu, secara otomatis, Halimah naik menjadi Presiden Singapura untuk enam tahun ke depan.
Baca Juga
Memiliki masa lalu yang sangat sulit
Sebagai seorang anak yatim sejak umur delapan tahun, kehidupan Halimah Yakob sangat berat. Setelah kehilangan ayahnya, Halimah membantu sang ibu untuk menjual nasi Padang di kawasan Shenton Way. Ia menolong ibunya untuk membersihkan meja hingga mencuci piring di restoran tersebut. Tidak lupa pula ia melayani para pelanggan yang makan di sana.
Advertisement
Hampir Dikeluarkan dari Sekolah
Hampir dikeluarkan dari sekolah
Ketika bersekolah di Singapore Chinese Girls, ia pernah hampir dikeluarkan dari sekolah. Alasannya sederhana, untuk membantu ibunya di restoran nasi Padang setelah kehilangan ayahnya. Akibatnya ia dipanggil oleh kepala sekolah dan diberikan ultimatum terakhir, agar bisa kembali ke sekolah.
Selalu memiliki motivasi positif
Ketika ia berada di posisi ingin dikeluarkan dari sekolah, Halimah merasa itulah momen buruk dalam hidupnya, setelah kehilangan ibunya tahun 2015. Namun, ia tetap berusaha maju dan berpikiran positif. Berhenti untuk mengasihani diri sendiri dan tetap maju untuk kesuksesan.
Lalu apa yang ingin diungkapkan Halimah, bila ia berjumpa dengan dirinya pada masa lampau? “Kamu melakukan hal yang baik, gadis muda. Meski banyak rintangan hidup yang sulit, tapi kamu berhasil. Lumayanlah,” ungkap Halimah Yakob, seperti wawancara CNA (28/8/2017).
Advertisement