Kolaborasi Vina Panduwinata dan Ikmal Tobing Meriahkan Ijen Jazz

Kolaborasi si Burung Camar dengan Ikmal Tobing Hangatkan Gelaran Ijen Jazz 2017

oleh Cahyu diperbarui 09 Okt 2017, 15:10 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2017, 15:10 WIB
Banyuwangi Kembali Gelar Festival Ijen Summer Jazz 2017
Kolaborasi si Burung Camar dengan Ikmal Tobing Hangatkan Gelaran Ijen Jazz 2017

Liputan6.com, Banyuwangi Penampilan Vina Panduwinata di ruang auditorium Jiwa Jawa Resort Banyuwangi menutup gelaran Ijen Jazz 2017, Sabtu, (7/10/2017). ‘Si Burung Camar’ menghipnotis ratusan pengunjung dengan tembang kenangan di tengah udara dingin Gunung Ijen.

Tampil selama 60 menit di penghujung acara, wanita berusia 58 tahun tersebut membawakan delapan lagu legendaris, di antaranya Burung Camar dan Cinta. Performa Vina semakin spesial dengan iringan keyboard sekaligus pianis kawakan, Dian HP. Dua budayawan kondang, Butet Kertaradjasa dan Djaduk Ferianto turut memandu acara ini.

Malam itu, Vina juga berkolaborasi dengan drummer Ikmal Tobing. Putra drummer rock Jelly Tobing ini mengiringi Vina melantunkan lagu Surat Cinta dan Burung Camar.

"Saya sudah dua tahun ini kolaborasi dengan dua musisi muda berbakat, Ikmal dan DJ Goeslann. Walau dada ini terus berdegup kencang dengar gebukan drum, tapi tetap asyik,” ujar Vina.

Selain Vina, sejumlah musisi jazz juga mengisi acara ini, seperti Sri Hanuraga Trio feat Dira Sugandi, Tropical Transit Nonaria bersama Bonita, Luanada feat Matthew Sayerez, dan Bintang Indrianto Festival. Panitia memberikan kesempatan para musisi jazz lokal dari kelompok pelajar Banyuwangi Student Jazz berasal untuk unjuk gigi pula.

Lokasi acara direncanakan berlangsung di amphiteather Jiwa Jawa Resort, tetapi batal karena hujan. Panitia kemudian memindahkan panggung ke ruang auditorium. Meski berlangsung di ruang tertutup, gelaran ini tetap memikat para penonton melalui aksi panggung musisi jazz papan atas.

"Penampilan anak SMA Banyuwangi tadi bagus kalau untuk ukuran SMA. Meski dipindah ke indoor gara-gara hujan, suasana tetap seru,” ucap Shinta, penonton dari Surabaya.

Founder Jazz Gunung, Sigit Pramono, mengatakan, akan rutin menggelar Ijen Summer Jazz setiap tahun. "Ini sudah menjadi komitmen kami, even jazz akan terus kami hadirkan. Resor kami telah dilengkapi amphitheatre yang memang difungsikan untuk jadi panggung musik, salah satunya," kata Sigit.

Acara Ijen Java Jazz tahun ini rangkaian dari segudang festival pariwisata di Banyuwangi. Pada Agustus 2017 lalu, di tempat sama Banyuwangi juga menghelat event Jazz Gunung Bromo 2017. Pada event Ijen Jazz 2017, yang berlangsung selama 6-7 Oktober 2017 tersebut, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali memberi dukungan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengapresiasi pertunjukkan ini. Menurut mantan Direktur PT Telkom itu, atraksi wisata berupa pertunjukan musik efektif menarik minat wisatawan.

Direct impact dan indirect impact-nya besar. Hotel laku, restoran hidup, pedagang kaki lima ikut kebagian rezeki. Belum lagi coverage media. Dunia semakin mengenal Bromo sebagai destinasi 10 Bali baru,” ujar Arief .

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, turut mengapresiasi event ini. Menurutnya, event ini mempunyai dampak perekonomian luar biasa bagi masyarakat. Namun, Esthy memberikan catatan kepada penyelenggara.

“Semua harus dipromosikan jauh-jauh hari. Mulai dari event sampai Beyond Bromo juga diperhatikan, seperti menjual paket-paket wisata. Kalau di-create serius, pasti berdampak besar bagi perekonomian warga Tengger," ucap Esthy.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, Ijen Summer Jazz telah menjadi rangkaian festival musik jazz rutin Banyuwangi. Even ini turut mewarnai segudang atraksi pariwisata di Banyuwangi.

“Banyuwangi mempunyai destinasi wisata lengkap, ada pantai, hutan dan gunung. Semuanya ada. Jazz Pantai sudah kami gelar September lalu dan sekarang Ijen Summer Jazz melengkapi atraksi wisata di kawasan pegunungan kami," kata Anas.(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya