Tim 7 Summits in 100 Days Gapai Gunung Tertinggi di Sumatera

Gunung tertinggi di Sumatera jadi capaian ke-empat tim ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 20 Nov 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2017, 13:30 WIB
Gunung Kerinci
Foto: Dok. Tim Ekpedisi 7 Summits in 100 Days.

Liputan6.com, Jakarta Setelah berhasil menggapai Rentemario, puncak tertinggi di Pulau Sulawesi, tim ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days yang digawangi mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Tri Hardiyanto, dan Mila Ayu Hardiyanti, melanjutkan perjalanannya ke Gunung Kerinci, gunung tertinggi di Pulau Sumatera.

Mendaki gunung tertinggi apalagi di tengah cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan yang perlu dihadapi tim. Hal tersebut setidaknya diungkapkan Tri Hardiyanto, juru bicara tim ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days. Lebih jauh kepada Liputan6.com dirinya mengatakan, ekspedisi Gunung Kerinci menjadi pembeda dari tiga ekspedisi sebelumnya. Saat ingin mencapai puncak, tim sempat diterpa hujan badai dan kabut tebal.

Meski menyandang status gunung api tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut, tim berhasil menggapainya hanya dalam waktu singkat, yaitu hanya dua hari satu malam.

“Mulai start pendakian itu di 1.600 mdpl, itu memudahkan kami menyingkat waktu pendakian. Apalagi Gunung Kerinci beda sama tiga gunung sebelumnya, gunung ini hanya punya satu puncak saja, sehingga gak perlu memakan waktu lama,” kata Tri menjelaskan.

Namun demikian trek berbatu Gunung Kerinci menjadi tantangan tersendiri bagi tim, apalagi saat diguyur hujan, trek dapat berubah menjadi “got” jalur air yang deras membawa bebatuan, sehingga langkah kaki mendaki menjadi lebih berat.

 

Gunung Kerinci
Foto: Dok. Tim Ekpedisi 7 Summits in 100 Days.

Habitat Harimau Sumatera

Gunung Kerinci
Foto: Dok. Tim Ekpedisi 7 Summits in 100 Days.

Tak hanya itu, Tri mengatakan, tantangan selanjutnya ada saat tim memasuki shelter 1 sampai 3. Pasalnya di sepanjang pos ini masih bisa dijumpai Harimau Sumatera yang berkeliaran. Untuk menjaga keamanan, guide merekomendasikan untuk bermalam minimal di satu shelter sebelum mencapai puncak.

“Masih ada Harimau Sumatera, kalau kita beruntung bisa lihat jejak kakinya, bahkan bisa lihat tubuhnya yang sebesar anak sapi. Tapi biasanya mereka menjauh kok kalau cium bau manusia,” ungkap Tri.

Tim ekspedisi 7 Summits in 100 Days sendiri memilih shelter 3 untuk tempat bermalam. Pemilihan ini bukan tanpa sebab, selain dirasa lebih efektif, shelter 3 menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa menawan. Saat cuaca cerah, pendaki bisa melihat indahnya Kota Jambi dari kejauhan.

Dari shelter 3, perjalanan mencapai puncak dapat ditempuh hanya dalam waktu tiga jam mendaki. Sempat dihadang hujan badai dan kabut tebal, tim ekspedisi akhirnya merasakan cuaca cerah saat berada di puncak.

“Kata guide yang mengantar kami, cuaca cepat berubah jadi cerah itu jarang terjadi di Kerinci, badai di puncak biasanya lama,” kata Tri menambahkan.

Setelah berhasil menggapai puncak ke-4, tim ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days masih menyisakan waktu hingga 17 Januari. Sementara target gunung tertinggi yang belum tercapai adalag Rinjani, Mahameru, dan Cartenz.

"Tanggal 26 ini kita ke Rinjani, 4 Desember ke Semeru, dua gunung ini kami sangat optimis lancar karena sudah adaptasi di empat gunung sebelumnya. Tinggal menunggu Cartenz di akhir," ungkap Tri. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya