Liputan6.com, Jakarta Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada periode Januari hingga Oktober 2017 mengalami pertumbuhan 24 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Hal ini diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam kesempatan Jumpa Pers Akhir Tahun 2017, yang digelar di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Kamis (21/12/2017).
Lebih jauh Arief Yahya mengatakan, secara kumulatif pada periode tersebut, jumlah kunjungan wisman menembus angka 1.617.828 wisman. Diproyeksikan hingga akhir Desember 2017, jumlah kunjungan wisman akan mencapai 14 juta wisman.
Baca Juga
Dengan capaian ini, Indonesia menempatkan diri dalam 20 besar sebagai negara-negara dengan pertumbuhan tertinggi, salah satunya mengalahkan Thailand yang hanya tumbuh 6,69 persen pada periode yang sama.
Advertisement
āPertumbuhan pariwisata Indonesia sebesar 24 persen, jauh di atas pertumbuhan pariwisata regional ASEAN 7 persen dan pariwisata dunia 6,4 persen, ini menguatkan keyakinan kita untuk meraih target pada 2018 sebesar 17 juta wisman,ā ungkap Arief Yahya.
Ā
Pertumbuhan Wisnus
Sementara itu, untuk wisatawan nusantara (wisnus), Arief Yahya mengatakan, secara kumulatif pada periode Januari sampai oktober 2017, total ada 252.569.465 pergerakan, dengan pengeluaran sebesar Rp 230,91 triliun. Capaian pada periode ini sendiri lebih tinggi 14 persen dari target yang sudah ditetapkan, yaitu sebesar 221,5 juta wisnus.
Menurut Arief Yahya yang menarik dari pergerakan wisnus adalah moda transportasi udara yang digunakan wisnus bertambah pada Oktober 2017 jumlah penumpang udara domestik sebanyak 7.523.100 orang, sehingga perkiraan realisasi wisnus yang menggunakan angkutan udara sebanyak 2.256.930 pergerakan.
āTahun ini target 265 juta pergerakan wisnus optimistis akan terlampaui,ā kata Arief Yahya.
Pada November target wisnus sebesar 19,5 juta dan Desember 2017 sebesar 24 juta, sedangkan angka prognosa wisnus pada bulan sebelumnya antara 20 juta hingga 27 juta.
Ā
Advertisement
Go Digital
Lebih jauh dirinya mengatakan, pertumbuhan ekonomi dari pariwisata juga diikuti dengan perubahan gaya hidup yang semakin go digital. Sekitar 70 persen dari pencarian dan sharing data dilakukan secara digital. Menurut Arief Yahya, media digital bahkan dinilai empat kali lebih efektif dalam menyampaikan pesan daripada media konvensional.
āIndustri pariwisata, cepat atau lambat akan menghadapi perubahan yang revolusioner dan untuk bersaing pariwisata harus mengikuti perubahan gaya hidup konsumen,ā tegas Arief Yahya menambahkan.