Lestarikan Minuman Tradisional, Yogya Gelar Festival Minum Jamu

Selain ada ribuan gelas jamu gratis, festival ini juga akan diramaikan beragam kegiatan menarik.

oleh Yanuar H diperbarui 10 Feb 2018, 18:30 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2018, 18:30 WIB
Festival Minum Jamu
Festival Minum Jamu

Liputan6.com, Surabaya Jamu lekat dengan budaya tradisional Indonesia khususnya di Jawa. Melihat ini Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD PUTRI DIY) bekerjasama dengan Gabungan Pengusaha Jamu DIY (GP DIY) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY bakal menggelar event unik dan baru pertama kali di dunia yakni Festival Minum Jamu.

"Dalam rangka turut mangayubagyo Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat ke 271 tahun. Festival Minum Jamu adalah acara yang mengundang masyarakat umum untuk bersama-sama menikmati sajian minuman tradisional jamu secara gratis," kata Widihasto Wasana Putra Sekjend DPD PUTRI DIY Jumat (9/2/2018).

Hasto mengatakan acara akan digelar di Plaza Pasar Ngasem Yogyakarta Sabtu 17 Februari 2018 mulai pukul 14.00 - 17.30 WIB. Acara yang pertama kali digelar ini menurut Hasto bertujuan mendorong masyarakat agar gemar mengkonsumsi jamu sebagai produk minuman tradisional khas Nusantara yang kaya khasiat kesehatan.

"Turut memperkuat eksistensi para pelaku industri dan pedagang jamu di DIY serta bagian dari sinergi antar stakeholder untuk memperkuat promosi pariwisata DIY," katanya.

 

Ribuan Gelas Jamu Gratis

Desa Wisata Jamu Gendong
Tak hanya ramuan jamu, di desa wisata ini juga ditemukan pproduk pengembangan dari jamu, mulai dari permen hingga es krim jamu. Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Hasto mengaku panitia menyiapkan sedikitnya 15 jenis minuman jamu seperti beras kencur, kunir asem, paitan, secang, serbat, temulawak, sehat lelaki, sehat wanita, telat bulan, uyub-uyub, bir plethok, pegel linu, semelak, watukan dan lain sebagainya. Jamu yang disediakan dalam acara Festival Minum Jamu ini berasal dari 40 pedagang jamu terdiri atas GP DIY yang beranggotakan 30 orang pengusaha jamu dan 10 orang pedagang jamu gendong binaan Disperindag DIY.

"Apabila masing-masing pedagang menyediakan 60 gelas jamu maka dalam Festival Minum Jamu bakal tersedia 2.400 gelas jamu. Ada jamu Semelak (pace) itu jarang yang jual ada nanti," katanya.

Ia mengatakan acara ini juga dihadiri Sido Muncul yang akan menghadirkan artis cantik Mikha Tambayong selaku brand ambassador Tolak Linu Herbal. Ia mengajak kepada masyarakat untuk hadir dalam acara gratis ini karena akan ada demo pembuatan jamu, display bahan-bahan jamu, konsultasi kesehatan, bazzar, donor darah, aneka permainan (game), lomba ala bakul jamu gendong, lomba foto instagram #festivalminumjamu, pentas Power Princes Violin, Kinari Dance, pentas jathilan Kridha Budaya, pentas musik Koes Plus bersama Kranggan Band, bagi doorprize dan lain sebagainya.

"Semua diajak datang kesini gratis juga untuk mengajarkan anak anak tentang budaya minum jamu.

 

Penggerak Perekonomian Masyarakat

Jamu, Jamu, Siapa Mau Kunjungan Pagi ke Desa Jamu?
Desa wisata jamu gendong di Bantul, Yogyakarta, itu ternyata berawal dari kisah pembatik yang banting setir. (Liputan6.com/Yanuar H)

Hasto mengatakan jamu merupakan produk minum tradisional yang dibuat dari aneka bahan-bahan tanaman lokal seperti jahe, kencur, puyang, temulawak, secang, sere, suruh, ada pula waras, alang-alang, pace, tempuyung, keji beling, kumis kucing, tapak dara, lidah buaya dan lain sebagainya. Berbagi bahan ini telah banyak dikaji secara ilmiah dan terbukti memiliki aneka ragam manfaat positif bagi kesehatan manusia.

"Jamu juga terkategori sebagai produk herbal yang ramah bagi manusia. Perlu diketahui anggota GP DIY sendiri rata-rata sudah membuka usaha lebih dari 20 tahun. Keberadaannya ikut menggerakkan perekonomian masyarakat," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya