GWK Diluncurkan Sebagai Ikon Pariwisata Bali

Swadharma Ning Pertiwi kukuhkan GWK sebagai ikon baru pariwisata Bali.

oleh Cahyu diperbarui 06 Agu 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 13:00 WIB
Kemenpar
Swadharma Ning Pertiwi kukuhkan GWK sebagai ikon baru pariwisata Bali.

Liputan6.com, Bali Perjalanan panjang mahakarya Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) akhirnya berakhir manis. Setelah 28 tahun, GWK resmi diluncurkan sebagai ikon baru pariwisata Bali. Peluncuran tersebut ditandai dengan pagelaran Swadharma Ning Pertiwi, di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bukit Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (4/8/2018).

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana, mengatakan bahwa Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyambut baik keberadaan patung GWK dan Taman Budaya GWK. Menurutnya, patung GWK dapat memberikan manfaat bagi Bali dan Indonesia.

“Kami yakin, Garuda Wisnu Kencana akan menjadi identitas Bali dan Indonesia karena Garuda Wisnu Kencana memiliki kesinambungan modernitas dengan budaya tradisional,” ujar Pitana.

GWK merupakan salah satu mahakarya besar seni budaya Bali. Sejak masih dalam tahap pembangunan, kehadirannya sudah diburu wisatawan.

"GWK dapat disebut sebagai salah satu aktivitas dalam 'rejuvenation' atau peremajaan destinasi pariwisata di Bali, terkait dengan isu kejenuhan dan stagnansi Bali sebagai destinasi wisata," ucap Pitana.

Untuk meresmikan GWK, pagelaran seni Swadharma Ning Pertiwi melibatkan sederet seniman kenamaan Bali. Ada penyanyi Dira Sugandi dan Ayu Laksmi, penari I Ketut Rina dan Keni K Soeriaatmadja, serta koreografer Eko Supriyanto.

Bagi penggagas dan pembuat Garuda Wisnu Kencana, Nyoman Nuarta, acara tersebut menjadi penghargaan tersendiri bagi 120 seniman yang mengerjakan patung ini.

"Ini merupakan bentuk penghargaan kepada 120 seniman yang selama ini tekun, sabar, dan bekerja keras menyusun patung GWK dari hari ke hari. Sebagian besar dari mereka telah bekerja selama 28 tahun," kata dia.

Pertunjukan makin berwarna dengan hadirnya 100 penari. Para penari ini memberikan suguhan pertunjukan karya seniman teater Wawan Sofwan. Sebuah pertunjukan kolosal yang menceritakan pertemuan antara Dewa Wisnu dan makhluk garuda.

Para penari mempertontonkan kreasinya dengan api. Sebuah simbol atas semangat dan kegigihan, untuk mencerminkan keteguhan Nyoman Nuarta dalam membuat patung. Dalam pertunjukan itu, api juga dianggap sebagai pemersatu Nusantara.

Belum berhenti di situ, acara semakin seru dengan suguhan video mapping yang ciamik. Patung GWK begitu megah saat disorot cahaya berwarna-warni dari 16 proyektor laser.

“Video mapping akan menjadi petunjuk bahwa teknologi sangat berperan pada abad ini. Apalagi teknologi digital semakin hari semakin menjadi kebutuhan. Jika diterapkan pada GWK, akan menjadi sinergi yang luar biasa menarik. GWK sendiri bertumpu pada akar tradisi, tetapi menerapkan teknologi kontruksi modern dalam perancangannya,” ujar Nyoman.

Sebagai bentuk penghormatan, para seniman yang mengerjakan patung Garuda Wisnu Kencana turut dihadirkan dalam pagelaran Swadharma Ning Pertiwi. Mereka bersama-sama dengan para penampil menyanyikan lagu ”Bagimu Negeri” di bagian akhir pertunjukan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sumringah ketika disinggung mengenai GWK. Ia yakin, pariwisata Bali akan semakin menggeliat dengan rampungnya patung GWK.

"Bali itu selalu luar biasa. Selalu menjadi pilihan menarik bagi wisatawan. Kini dengan adanya GWK pariwisata Bali makin lengkap. Bali bukan saja mengandalkan pariwisata berbasis alam dan berbasis budaya, melainkan juga pariwisata berbasis pada kreativitas manusianya," ucap Arief.

Menteri asal Banyuwangi tersebut juga yakin GWK juga akan menjadi identitas Bali dan Indonesia, sebagaimana karya-karya sejenisnya yang sudah menjadi identitas negara bersangkutan.

"GWK hadir sebagai landmark baru dari pariwisata Bali, seperti halnya New York dengan Liberty Statue atau Brazil dengan patung Christ the Redeemer. GWK akan bisa menjadi salah satu pusat pertumbuhan pariwisata Bali yang dapat mengangkat daerah sekitarnya untuk bersama-sama membangun pariwisata yang muaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Arief.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya