Liputan6.com, Jakarta Sudah wajar jika anak berusia 2 sampai 6 tahun memiliki energi lebih, aktif dan suka bertualang. Itu membuat mereka seolah tidak bisa duduk dalam jangka waktu yang lama. Namun jika aktivitas yang mereka lakukan seolah tidak ada habisnya dan berlebihan, Anda patut curiga jika anak Anda termasuk anak hiperaktif.
Ciri-ciri anak hiperaktif antara lain kerap berlarian tanpa tujuan, berbicara berlebihan, mudah berganti perhatian dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya hanya dalam beberapa menit.
Memang tidak ada salah dengan kondisi anak hiperaktif. Namun jika tindakan-tindakan tersebut sudah mengganggu kemampuan anak untuk tampil di sekolah, di tempat umum, dan di rumah, Anda perlu memberikan perhatian serius dan menanganinya secara tepat.
Advertisement
Berikut adalah cara menangani anak hiperaktif secara tepat, melansir Smart Parenting Rabu (8/8/2018)
Buat dia sibuk
Temukan sebanyak mungkin aktivitas dan permainan untuk menyalurkan tenaganya. Anda bisa memasukkan si kecil dalam kursus yang berkaitan dengan fisik seperti olahraga, menari, atau menabuh drum. Membuat si kecil sibuk juga bisa dengan memberikannya alat musik mainan, biarkan dia menumpuk kotak kayu, atau ajaklah keluar untuk bersepeda.
Â
Buat rencana permainan
Atur jadwal si kecil dengan rutinitas yang stabil dan teratur. Konsistensi penting bagi semua anak, terlebih lagi bagi anak yang hiperaktif. Buat jadwal visual untuk mengatur jadwal harian si kecil dan pastikan ia mengikutinya semaksimal mungkin.
Sediakan ruangan
Sediakan ruangan sendiri sebagai tempat di mana si kecil benar-benar bisa diam. Berikan karpet dan beanbag yang nyaman sehingga dia bisa duduk bersantai.
Ajarkan anak sholat, yoga, atau meditasi
Rutinitas sholat, yoga, dan meditasi ini akan mengajarkan si kecil bagaimana untuk fokus dan menenangkan diri. Setelah beraktivitas bebas sepanjang hari, berilah jeda dengan mengajaknya sholat, atau sekadar berdoa untuk menenangkan diri.
Â
Advertisement
Jauhkan televisi sebelum tidur
Lewatkan menonton TV atau video game setidaknya satu jam sebelum tidur. Menonton televisi atau bermain game hanya akan mendorongnya melakukan aktivitas lebih banyak dan membangunkan energinya daripada menenangkannya.
Terima kondisi anak dengan lapang dada
Memiliki anak hiperaktif memang butuh perhatian ekstra. Anda harus menerima kelebihan tersebut dengan lapang dada, alih-alih mencoba meredam energinya dengan memaksa si kecil duduk diam. Biarkan dia bebas berekspresi dalam batas kewajaran seorang anak. Jangan lupa untuk terus mengawasinya agar dia tidak melakukan hal-hal yang membahayakan.
Ana Fauziyah
Â