Pasar Karetan Kenalkan Konsep Nomadic Market

Konsep Nomadic Market versi Pasar Karetan menjanjikan.

oleh Cahyu diperbarui 14 Agu 2018, 10:05 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2018, 10:05 WIB
Pasar Karetan
Konsep Nomadic Market versi Pasar Karetan menjanjikan.

Liputan6.com, Semarang Destinasi digital milik Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jawa Tengah, Pasar Karetan, terus menghadirkan berbagai terobosan. Terbaru, pasar ini mengembangkan Nomadic Market yang sangat diminati masyarakat.

Pengenalan konsep Nomadic Market dilakukan saat Festival Cheng Ho 2018, di Semarang, Minggu (12/8/2018). Hasilnya, masyarakat Semarang menyambut antusias. 

Di Festival Cheng Ho, Pasar Karetan membuka lima lapak. Lapak-lapak ini menyajikan sajian khas Pasar Karetan. Seperti Gubuk Kopi, Kafe Telo, Bakul Jenang, Tahu Campur, dan Bakso Batok Mlumah.

“Konsep Nomadic Market ini cukup menjanjikan. Banyak followers Pasar Karetan yang datang ke Festival Cheng Ho. Mereka membaur dengan wisatawan lainnya di sana,” ujar Juragan Pasar Karetan, Mei Kristianti, Senin (13/8/2018).

Ia melanjutkan, selain warga Semarang, wisatawan mancanegara (wisman) juga tertarik dengan keunikan yang ditawarkan Pasar Karetan.

“Banyak wisman yang datang ke stand Pasar Karetan di sini. Pokoknya ramai. Apalagi, festival ini memang ramai oleh wisatawan Tiongkok yang jumlahnya sekitar 7.000-an orang. Kalau total semua pengunjung, mungkin mencapai angka 10.000 orang,” ucap Mei.

Menurut Mei, konsep Nomadic Market menjadi treatment terbaik untuk mengatasi kejenuhan pasar.

“Para netizen ini pada prinsipnya mudah bosan. Untuk itu, berbagai inovasi kreatif harus terus kami lakukan. Konsep Nomadic Market ini cukup efektif memberikan suasana baru bagi mereka. Hal ini pun terbukti dengan positifnya pembukaan pasar di Festival Cheng Ho,” kata dia.

Namun, Pasar Karetan sedang mengalami sedikit masalah. Masalah keterbatasan tenaga membuat venue Pasar Karetan di Radja Pendapa Camp, Desa Segrumung, Meteseh, Boja, Kendal, sementara ditutup.

“Saat ini pasar di Segrumung diistirahatkan. Hal ini karena keterbatasan tenaga. Kami juga ada rencana untuk mencari sponsor. Sebab, Nomadic Market ini sangat menjanjikan,” ujar Mei.

Kini, Pasar Karetan siap membidik venue baru. Destinasi baru yang dituju adalah Taman Wisata Puri Maerokoco. Rencananya program ini akan rilis Minggu depan.

Mei menjelaskan, Puri Maerokoco memiliki venue yang eksotis. Namun, destinasi ini masih sepi pengunjung.

“Pasar Karetan akan berada di Maerokoco pada Minggu depan. Tempat di sana bagus, tapi sayangnya sepi. Ini menjadi kesempatan kami untuk menguji coba kekuatan followers Pasar Karetan. Kami pun berharap para followers ini ikut berkunjung ke Maerokoco. Sebab, suasana di sana akan benar-benar baru. Jadi tidak membosankan. Nantinya, kami akan berada di Maeokoco sekitar 2 bulan,” ucapnya.

Rencananya, konsep tradisional Pasar Karetan akan diterapkan secara utuh di Taman Wisata Puri Maerokoco. Nantinya, Puri Maerokoco bisa meneruskan konsep Destinasi Digital dari Pasar Karetan.

Melihat potensi besar, Pasar Karetan bahkan siap mengembangkan market di luar kota. Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono, mengatakan bahwa konsep ini terbuka bagi pasar lainnya.

“Pasar Karetan cukup mulus menjalankan inovasi baru Nomadic Market ini. Hal ini sesuai dengan analisa awal. Bagaimanapun, audience dari Pasar Karetan ini sangat mobile. Jadi saat berada di wilayah lain tetap akan diikuti, apalagi experience-nya akan baru lagi. Yang jelas, konsep Nomadic Market ini bisa diterapkan di pasar lain, terutama yang sudah siap dari berbagai aspek,” kata dia.

Konsep Nomadic Market pun mendapat apresiasi dari Manteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya. Menurutnya, sistem Nomadic Market menjadi kombinasi terbaik untuk mengurai kejenuhan pasar.

“Inovasi yang dilakukan Pasar Karetan harus dipuji. Ini bagus untuk ke depannya. Mereka juga ikut menghidupkan destinasi lain,” tutupnya.

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya