Liputan6.com, Jakarta Potensi wisatawan asal Selandia Baru benar-benar digali Kementerian Pariwisata. Setelah membentuk GenWI, giliran sales mission disiapkan. Event ini akan digeber pada 27 September nanti. Lokasinya di Hotel Crowne Plaza Auckland, Selandia Baru.
Sales mission ini diselenggarakan berkat kerjasama dengan Emirates. Sebanyak 7 seller dari Bali dan Lombok akan dilibatkan. Mereka berinteraksi dengan 40 buyers.
Sebagai dagangan utama, Kementerian Pariwisata akan memperkenalkan 10 Destinasi Bali Baru. Yaitu Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Bangka, Mandalika NTB, Wakatobi Sulawesi Tenggara, Morotai Maluku Utara, dan Labuan Bajo NTT. Serta empat destinasi di Pulau Jawa. Kepulauan Seribu Jakarta, Tanjung Lesung Banten, Borobudur Jawa Tengah, serta Bromo-Tengger-Semeru Jawa Timur.
Advertisement
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, sales mission ini adalah momentum yang tepat untuk memperkenalkan 10 Bali Baru.
“Kita akan maksimalkan kesempatan ini. Kita akan memberitahu masyarakat Selandia Baru jika Indonesia bukan hanya Bali. Kita akan memperkenalkan 10 Bali Baru. Dan semuanya unik. Pengalaman yang tidak akan terlupakan bisa kita dapat dari sana,” papar Ni Wayan Giri, Minggu (23/9). Menurut Ni Wayan Giri, bukan tanpa alasan 10 Bali Baru ini dibawa ke Selandia Baru. 10 Destinasi prioritas ini menawarkan atraksi yang sangat luar biasa.
Ia mencontohkan Danau Toba. Danau ini berada di posisi nomor 1 sebagai Danau Vulkanik Terbesar di Dunia. Dengan pesonanya, siapa pun bisa dibuat terpesona dengan Danau Toba. Apalagi view yang ditawarkan sangat luar biasa.
Selain itu, ada Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT). Destinasi ini memiliki Pulau Komodo. Rumah bagi kadal raksasa yang masuk dalam kategori hewan purba. Indonesia juga masih memiliki Borobudur di Jawa Tengah. Inilah adalah Candi Buddha nomor 1 terbesar di dunia.
Namun, tidak hanya atraksi yang ditawarkan Kemenpar pada 10 Bali Baru. Destinasi-destinasi ini juga mudah dijangkau.
“Destinasi-destinasi ini mudah diakses dari Bali atau Jakarta. Hampir semuanya terkoneksi dengan penerbangan langsung dari Jakarta atau Bali. Dan ini akan memudahkan wisatawan yang ingin berkunjung,” paparnya.
Wisatawan asal Selandia Baru memang masuk dalam target pengembangan Wonderful Indonesia. Karena, jumlah kunjungan wisatawannya terus tumbuh.
Tahun 2017 lalu, kunjungan wisman asal Selandia Baru mencapai 106,941 orang. Atau naik 2% jika dibandingkan tahun 2016. Atau dengan total kunjungan 105,393 wisatawan. Data kunjungan NZ dan Oceania dari dashboard hingga Juli 2018. NZ telah mencapai 67.247 Wisman.
6 Bulan pertama di tahun 2018, kunjungan wisman asal Selandia Baru terkoreksi sangat positif. Sejak Januari hingga Juni 2018, kunjungan wisman Selandia Baru mencapai 50.400. Jumlah ini meningkat 10,1% jika dibandingkan periode yang sama 2017.
Sedangkan Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional IV Kemenpar Adella Raung, mengatakan pertumbuhan pariwisata Indonesia sangat luar biasa.
Berdasarkan rilis Telegraph, Indonesia masuk dalam 20 negara yang pertumbuhan pariwisatanya sangat cepat. Di awal semester 2018, pertumbuhan kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 15,2%. Angka ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan dunia, sekitar 6,5%.
“Pertumbuhan pariwisata Indonesia sangat positif. Inilah yang membuat kita optimis bisa memenuhi target 17 juta kunjungan wisman tahun 2018 ini,” tutur Adella.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik sales mission di Selandia Baru. Menurutnya, bukan hanya potensi pasar wisatawan yang harus dibidik. Tetapi juga daya saing untuk bersaing di level global.
“Tegasnya, kita harus mengetahui sektor apa yang membuat confidence? Menjamin credibility kita di mata dunia? Dan, sektor apa yang kita masih bisa di-calibrate menurut standar penilaian dunia? Tanpa bermaksud mengesampingkan sektor lain, jawabannya pasti industri kreatif, budaya, dan sektor pariwisata,” paparnya.
Apa strategisnya 3C? Menurut Menpar, confidence, akan tercipta jika kita bisa bersaing di level dunia.
“Kita yakin, di sektor pariwisata kita bisa berkompetisi dan memenangkan persaingan. Karena itu, pilihan Presiden Jokowi yang menetapkan pariwisata sebagai core economy dan prioritas pembangunan kita juga sudah tepat,” jelasnya.
Untuk credibility, di mata masyarakat global kredibiltas Indonesia juga mulai membaik. Artinya, secara eksternal, Indonesia semakin diakui, dipercaya, kredibel.
“Orang semakin tahu bahwa Wonderful Indonesia memang hebat dan punya nilai di mata dunia. Perlu dicatat bahwa yang menyatakan kalau Indonesia hebat itu bukan kita sendiri, tetapi lembaga dunia yang juga kredibel,” jelasnya.
Sedangkan calibration, membandingkan kinerja Indonesia dengan standar dunia. Dan ini yang menjadi bukti jika Indonesia naik kelas.