Menantikan Kopi Using di Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi

Festival Ngopi Sepuluh Ewu jadi salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke Banyuwangi, Jawa Timur.

oleh Komarudin diperbarui 12 Mar 2019, 14:45 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2019, 14:45 WIB
Festival Ngopi Sepuluh Ewu
foto: Pemkab Banyuwangi

Liputan6.com, Jakarta - Kopi jadi salah satu cara untuk menjalin persaudaraan, salah satunya terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur. Ungkapan, sekali seduh kita bersaudara jadi paradigma masyarakat di sana, khususnya di Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, dalam melakukan interaksi sosial.

Dilansir dari buku Pesona Banyuwangi Festival, Senin, 11 Maret 2019, tak jauh dari desa tersebut terdapat rimbun perkebunan kopi. Masyarakat menjadikan kopi sebagai medium untuk menumbuhkan kehangatan interaksi dengan masyarakat yang lain.

Untuk melestarikan budaya tersebut, Festival Ngopi Sepuluh Ewu digelar setiap tahun. Acara tersebut diselenggarakan pada malam hari.

Seluruh latar rumah di Desa Kemiren disulap menjadi ruang tamu yang menyuguhkan kopi Using dan jajanan tradisional Banyuwangi setiap acara berlangsung. Festival itu juga salah satu bentuk keterbukaan dan keramahan masyarakat Banyuwangi terhadap para tamunya.

Selain itu, warna ribuan cangkir yang disuguhkan adalah seragam. Untuk menghasilkan citarasa kopi yang terbaik, cara penyajiannya pun harus seragam.

Sebanyak 10 ribu atau sepuluh ewu cangkir kopi disajikan secara gratis. Semua tamu dan wisatawan yang datang bisa menikmati kopi dan penganan khas lokal yang disajikan di rumah di desa adat tersebut. Pada 2018 lalu, Festival Ngopi Sepuluh Ewu berlangsung pada November.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya