Tokyo - Kaisar Jepang Akihito (85) dan permaisuri Michiko (84) merayakan peringatan pernikahan intan. Hal itu menandai ulang tahun ke-60 pernikahan mereka yang memodernkan kekaisaran.
"Enam puluh tahun yang bersinar dan saling mendukung," tulis surat kabar bisnis Nikkei yang biasanya serius, mengenai pernikahan mereka, dilansir Antara, Rabu (10/4/2019).
Pasangan kerajaan itu merayakan ultah pernikahan dengan serangkaian pesta kecil, termasuk menerima ucapan selamat dari keluarga dan petugas serta jamuan malam di istana kekaisaran.
Advertisement
Baca Juga
Kisah cinta keduanya bak dongeng klasik Disney. Michiko yang merupakan seorang rakyat jelata berhasil menawan hati Akihito yang seorang putra mahkota.
Mereka bertemu di lapangan tenis hingga kemudian jatuh cinta pada Agustus 1957. Situasi percintaan mereka saat itu digambarkan sebagai kisah yang menawan sekaligus menegangkan.
Dua tahun setelah pertemuan perdana, keduanya memutuskan menikah. Michiko menjadi rakyat biasa pertama yang menikah dengan pewaris takhta kekaisaran Jepang.
"Mendobrak tradisi di Jepang sangatlah sulit," kata Kazuo Oda, yang menyaksikan saat Akihito dan Michiko bertemu dalam pertandingan tenis itu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bawa Modernisasi
Pernikahan mereka, yang secara luas digambarkan sebagai hubungan sepasang kekasih, mengembuskan harapan bahwa Michiko, putri seorang pengusaha kaya yang gigih, dapat membawa modernisasi pada tradisi istana.
Dengan berbagai cara, Michiko melakukannya. Dia mengasuh sendiri kedua putra dan seorang putrinya, bahkan membuat bekal makan siang mereka. Dalam tradisi kekaisaran, anak-anak dibesarkan oleh para inang pengasuh dan pembantu kerajaan.
Dia juga dijadikan contoh dalam hal melakukan pendekatan kepada masyarakat biasa, termasuk kalangan lansia, orang-orang berkebutuhan khusus dan korban bencana. Michiko juga sering berlutut ketika memeluk atau berbicara dengan rakyat, suatu tindakan yang mengagetkan kalangan konservatif tetapi membuatnya disayangi masyarakat.
Namun, gambaran umum tersebut ternoda dengan berita-berita tentang penyakit yang diderita Michiko, yang oleh para pengamat dan orang dalam katakan sebagai akibat dari tekanan keras oleh pihak istana dan ibu mertuanya. Michiko sendiri sering menunjuk pada "kesedihan dan kegelisahannya".
"Hidup sebagai putri mahkota lalu menjadi permaisuri bukanlah kedudukan yang mudah bagi saya dalam arti yang luas," katanya ketika berpidato memperingati ulang tahun ke-84 pada Oktober 2018 lalu.
Advertisement
Penyesalan Sang Kaisar
Akihito sering mengemukakan rasa terima kasihnya pada Michiko. Bahkan pada peringatan 50 tahun pernikahan, Akihito mengakui bahwa dia tidak selalu "memberi perhatian cukup" karena latar belakang yang berbeda.
"Permaisuri menderita dalam masa-masa sulit. Itu adalah alami untuk kedudukannya," kata salah satu orang dekat mereka. "Waktu telah begitu lama berlalu, namun kaisar memikirkan apa saja yang seharusnya ia bisa lakukan pada masa-masa tersebut."
Namun, kehidupan mereka sebagai kaisar dan permaisuri Jepang akan segera berakhir. Kaisar Akihito akan melepas mahkota pada 30 April 2019 dan mewariskannya kepada putra sulungnya, Pangeran Naruhito.
Pada 1 Mei 2019 mendatang, Jepang akan memiliki kaisar baru. Kisah cinta sang putra mahkota dan Putri Masako juga mirip seperti kaisar kini.