Kampanye Sustainable Fashion untuk Perangi Limbah Pakaian

Kampanye sustainable fashion ini mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungan dan secara nyata memerangi limbah pakaian.

oleh Asnida Riani diperbarui 17 Agu 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2019, 21:00 WIB
Suistanable fashion
Contoh busana yang aplikasikan sustainable fashion oleh murid ESMOD Jakarta di Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2019 di Mal Kelapa Gading 3, Jakarta. (dok. So Klin)

Liputan6.com, Jakarta - Menggandeng sekolah mode ESMOD Jakarta dan komunitas sosial Sadari Sedari, So Klin menyerukan kampanye sustainable fashion lewat talkshow bertajuk "Be Sustainable, Be Fashionable" dalam rangkaian kegiatan Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2019 di Mall Kelapa Gading 3, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019.

Marketing Manager Fabric Care PT Sayap Mas Utama (Wings Group) Joanna Elizabeth Samuel menjabarkan, [limbah pakaian (3884358 "") angkanya kian mengkhawatirkan. Sudah saatnya kini publik mengembangkan kreativitas melakukan ragam busana berkelanjutan.

"Bisa dibayangkan setiap buat satu potong baju setidaknya ada 15 persen bahan yang tidak terpakai dalam proses pemotongan, itu jadi limbah. Belum lagi bicara air dalam pembuatan, pewarnaan pakaian, sama jumlah serat sintetis yang dibuang ke laut," tutur Joanna pada kesempatan itu.

Ide fashion berkelanjutan ini, sambung Joanna, juga didukung So Skin dengan mengeluarkan produk baru So Klin White & Bright. Penggunaannya diklaim mampu mencuci sampai bersih dan menjaga warna baju tetap cemerlang. "Jadi, nggak perlu beli baju terus hanya untuk tampil menawan," kata Joanna.

“Perawatan pakaian merupakan salah satu kunci keberhasilan sustainable fashion. Selain berkreasi untuk tetap dapat menggunakan kembali pakaian yang ada, kita dapat mengurangi sampah pakaian dengan menjaga warna dan tekstur pakaian tetap baik,” sambung brand ambassador So Klin, Indy Barends.

Sementara alasan tak ingin mengenakan busana karena sudah outdated 'ditambal' pihak ESMOD Jakarta. Academic Program Head ESMOD Jakarta Patrice Desilles menegaskan, sustainable seharusnya sudah jadi attitude,

Dalam kesempatan itu, Patrice memperlihatkan beberapa karya anak didiknya yang merupakan contoh sustainable fashion. Ada yang memanfaatkannya celana bekas jadi jaket yang trendi, menyulap jaket jins bekas jadi gaun menawan, serta memanfaatkan celana lama yang diberi cutting-an baru sehingga tampak menawan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sumbang Baju Bekas untuk Donasi Pendidikan

So Klin
Talkshow "Be Sustainable, Be Fashionable" bersama So Klin, ESMOD Jakarta, dan Sadari Sedari di Mal Kelapa Gading 3, Jakarta, 16 Agustus 2019. (dok. So Klin)

Gagasan sustainable fashion ini juga bisa dilakukan dengan menyumbangkan pakaian bekas layak pakai pada komunitas sosial Sadari Sedari. Dalam rangka kerja sama dengan So Klin dan ESMOD Jakarta, Sadari Sedari meletakkan tiga titik drop box di Mall Kelapa Gading, Jakarta.

"Setelah periode pemberian sumbangan selesai, baju-baju layak pakai yang kami terima akan langsung disortir. Nantinya akan dijual, baik secara online maupun offline," kata HR Sadari Sedari Deandra Djokomono.

Sadari Sedari menerima sumbangan untuk seluruh jenis pakaian, kecuali pakaian dalam bekas, yang tidak sobek, tidak lusuh, dan tidak bolong. Hasil penjualan pakaian bekas layak pakai itu kemudian akan disumbangkan sebagai donasi bagi pendidikan kreatif anak-anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya