Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mendorong optimalisasi sumber daya hutan. Selain kayu, tapi juga berbagai potensi lain seperti bahan baku herbal, minyak atsiri.
APHI telah menyusun peta jalan pembangunan hutan produksi tahun 2019-2045 untuk mendorong konfigurasi bisnis baru kehutanan. Salah satunya ekowisata.
Advertisement
Baca Juga
"Ekowisata banyak kaitannya dengan pemerintah daerah," kata Ketua Umum APHI, Indroyono Soesilo kepada Liputan6.com, di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Jumat, 3 Januari 2020.
Ia mencontohkan, di Batam dan Bintan, itu terdapat 35 anggota APHI. Mereka sempat merasa kesulitan untuk masuk ke ekowisata oleh daerah.
"Kami mengusulkan Provinsi Kepulauan Riau join bersama Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, untuk memilih salah satu unit usaha APHI untuk dijadikan uji coba ekowisata. Ini sudah deal," ujar Indroyono.
Saksikan video pilihan di bawah ini :
Merintis Ekowisata
Karena setiap Minggu, lanjut Indroyono, banyak wisatawan yang datang dari Singapura ke Batam. Selain itu, sekitar empat ribu wisatawan dari Singapura ke Bintan naik kapal pesiar.
"Dari empat ribu orang itu, tapi yang turun (ke Bintan) hanya seribu orang. Yang tiga ribu, tetap di kapal karena nggak ada yang dilihat. Dari kondisi itu, kenapa nggak dibuat ekowisata," ujar Indroyono.
Indroyono menambahkan, sebelumnya pihaknya sedang merintis ekowisata, salah satunya di Ibu Kota baru di Kalimantan.
"Karena kalau wisatawan ke Kalimantan, maka (akan menikmati) perjalanan hutan hujan tropis. Selain itu, dalam satu jam perjalanan dari bandara Balikpapan, Anda (wisatawan) bisa melihat hutan hujan tropis, peternakan buaya, orang hutan," tandas Indroyono.
Advertisement