Liputan6.com, Jakarta - Momen Valentine atau Hari Kasih Sayang biasanya dimanfaatkan untuk menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang pada pasangan. Tak hanya pasangan sebenarnya, tapi juga pada sahabat, keluarga atau orangtua.
Tapi selama ini Valentine identik dengan memberi perhatian atau menunjukkan perasaan cinta pada pasangan. Lalu bagaimana dengan mencintai diri kita sendiri? Apakah ini hanya dirasakan oleh mereka yang tak punya pasangan?
Saat mencintai seseorang, kita cenderung akan mengubah persepsi, bahkan mengubah diri sendiri agar bisa cocok dengan keinginan pasangan. Berubah ke arah yang baik tentu jadi hal bagus, tapi berubah menjadi orang lain hanya untuk disukai bukan hal yang tepat, apalagi menyenangkan untuk dilakukan.
Advertisement
Tak pernah disadari banyak orang bahwa hal ini sebenarnya bersumber pada titik 'apakah kita sudah mencintai diri sendiri atau belum?'. Memang rasanya lebih mudah untuk mencintai orang lain daripada mencintai diri sendiri.
Baca Juga
Kecenderungan merasa diri kurang dan tidak berharga selalu ada pada kita masing-masing. Padahal mencintai diri sama pentingnya dengan mencintai orang lain. Bahkan mencintai diri diyakini sebagai kunci kebahagiaan yang sebenarnya.
Dilansir dari Healthline, Stephanie Kang seorang psikolog dari PsycCentral mengatakan pentingnya menjalin hubungan dengan diri sendiri, bahkan ini merupakan hal utama yang perlu dilakukan.
Artinya, memiliki hubungan yang baik dengan diri sendiri akan membantu Anda memiliki hubungan yang harmonis dengan orang lain, misalnya dengan kekasih, suami/istri dan anak-anak. Lalu, apa perbedaan mencintai diri sendiri dengan mencintai orang lain?
Menurut Marina Tri Hapsari, seorang psikolog di sebuah lembaga manajemen di Jakarta, ada beberapa ciri kita mencintai diri kita sendiri. Salah satunya adalah memenuhi kebutuhan diri dengan baik dalam hal fisik, psikis, dan rohani.
"Kita bisa bersahabat dengan diri kita sendiri. Misalnya dengan punya waktu tidur yang cukup setiap malam, makan tiga kali sehari, bersosialisasi dengan baik, melakukan hal-hal yang kita sukai, olahraga rutin dan beribadah," terang Marina saat dihubungi Liputan6.com, 14 Februari 2020.
"Itu kan hal-hal yang simpel dan mendasar. Kalau kita bisa menjalankan itu semua dengan baik dan merasa senang dengan apa yang sudah kita lakukan, itu sudah termasuk mencintai diri sendiri," sambungnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Lebih Fokus dan Termotivasi
Ia menambahkan, yang termasuk ciri mencintai diri sendiri adalah bisa berbicara dalam hati dengan diri sendiri. Kebiasaan itu akan menempatkan diri sebagai orang lain yang berbicara dengan diri Anda. Isi obrolan ini akan membuat Anda lebih bisa menilai diri sendiri secara objektif, sehingga menjadi masukan yang membantu.
Berbicara dengan diri sendiri pada akhirnya bisa membantu Anda lebih fokus dan termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi. Hal ini juga bisa membantu melepaskan emosi yang terpendam.
"Proses itu akan bikin kita bisa lebih menerima diri kita sendiri. Biasanya kita akan lebih percaya diri kalau memandang diri kita dengan positif dan apa adanya, ingat dengan positif dan apa adanya, itu beda dengan narsis, kalau narsis kan kesannya berlebihan," ucap Marina.
Pendapat hampir senada juga dikemukakan Dyah Maro, seorang psikolog yang juga jurnalis dan penulis. Menurut Dyah, sebelum kita memahami bagaimana mencintai diri sendiri, kita harus belajar untuk menghormati diri sendiri.Terkesan sepele, tapi apakah Anda benar-benar sudah menghormati diri Anda sendiri?
"Kita biasanya fokus sama kekurangan kita, itu yang bikin kita sering minder. Mestinya fokus pada apa yang kita kuasai. Semua orang pasti punya kekurangan, tapi kalau kita selalu memikirkan kekurangan terus, berarti dia belum mencintai dirinya sendiri," terang Dyah pada Liputan6.com, 14 Februari 2020.
Menurut Dyah, cinta dan kebahagiaan berasal dari dalam, jadi mulailah mencintai diri Anda sendiri. Berikan diri Anda penghargaan setelah mencapai sesuatu.
"Contoh simpelnya, setelah menyelesaikan skripsi atau tugas yang penting dengan baik, kita makan di restoran favorit kita atau beli barang yang sudah lama kita inginkan, itu termasuk bagian dari mencintai dan peduli sama diri kita sendiri," tuturnya.
Advertisement
Jadi Bucin
Dyah menambahkan, terkadang kita terlalu sibuk dan fokus kasih hadiah ke orang lain, ke pasangan kita, atau memuji dan rela berkorban buat orang lain tapi tidak memberi perhatian sama diri kita sendiri.
"Makanya banyak orang yang rela disakiti asalkan statusnya punya pacar atau pasangan, padahal pasangan kita nggak menghargai diri kita. Ya jadinya hubungan yang kurang sehat, kalau istilahnya anak milenial jadi Bucin, Budak Cinta," ucap Dyah.
"Padahal, seharusnya mencintai orang lain itu berarti menerima orang lain apa adanya tanpa menilai ia kurang baik dan nggak mengharapkan orang lain berubah supaya menjadi lebih baik. Mencintai seseorang berarti mencintai walaupun atau bahkan karena ia memiliki kekurangan. Jadi pada dasarnya hampir sama dengan mencintai diri sendiri karena memang saling berkaitan," lanjutnya.
Kata Dyah, mencintai diri sendiri membuat kita merasa lebih percaya diri. Hal ini juga diperlukan dalam menjalin sebuah hubungan. Jadi, kita harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu untuk mulai membangun kepercayaan diri.
Dengan lebih menghormati dan mencintai diri sendiri, besar kemungkinan kita akan menjalani hubungan yang sehat dan positif dengan orang yang kita cintai.
"Mencintai diri sendiri bisa direfleksikan dengan mencintai orang lain. Jadi cara kita mencintai orang lain hampir serupa dengan cara kita mencintai diri kita sendiri. Itu artinya kita menjalani hubungan yang sehat dan baik, baik buat diri kita dan juga buat pasangan kita," ujar Dyah mengakhiri pembicaraan.