Liputan6.com, Nagano - Siapa bilang kaum muslim yang berwisata belanja di Jepang tak bisa beribadah? Karuizawa Prince Shopping Plaza yang berada di Nagano, Jepang, menyediakan musala khusus untuk kaum muslim melaksanakan kewajibannya.
Liputan6.com bersama rombongan JNTO tiba di pusat perbelanjaan mewah itu pada Senin, 2 Maret 2020. Kami tiba dengan menaiki Shinkansen dari Stasiun Tokyo sekitar satu jam perjalanan.
Advertisement
Baca Juga
Kabut cukup pekat menyapa kedatangan rombongan kami di sana. Tak heran mengingat shopping outlet yang memiliki 240 toko tersebut berada di daerah pegunungan. Belum lagi musim dingin belum selesai sepenuhnya.
Menjadi salah satu yang terbesar di Jepang, pusat perbelanjaan yang didominasi brand-brand mewah itu memiliki luas 25 hektare. Kira-kira luasnya serupa dengan Mal Grand Indonesia di Jakarta.
Karuizawa Prince Shopping Plaza terdiri dari enam blok yang dipisahkan di dua sayap, timur dan barat. Pusat perbalanjaan ini hanya memiliki satu lantai. Saat musim panas, Anda bisa menikmati pemandangan pegunungan yang menakjubkan dan dua blok taman hijau nan luas di beberapa sudut.
Tak hanya deretan toko yang menawarkan barang branded dan diskon menggiurkan, Karuizawa juga menawarkan fasilitas yang ramah muslim. Adalah musala yang berada di sudut pusat perbelanjaan, tak jauh dari tempat penitipan anak dan ATM.
Jangan bayangkan Anda akan memasuki satu ruangan kecil yang dipaksakan menjadi tempat salat dengan lantai karpet yang sedikit berbau apek. Tidak ada sama sekali.Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tak Dibuka Sembarangan
Kebersihannya terjaga dengan pencahayaan yang memadai. Ruang musala itu terbagi menjadi empat ruangan, masing-masing dua ruangan untuk pengunjung pria dan wanita. Tempat wudunya pun terpisah. Tersedia pula cermin besar di sudut ruangan dan papan peringatan untuk melepas sepatu yang salah satunya tertulis dalam Bahasa Indonesia.
Berbeda dengan musala di Indonesia, tempat ibadah ini tak dibuka bebas. Para pengunjung yang hendak menggunakannya diminta untuk mengubungi pusat informasi terlebih dulu.
Petugas nantinya akan membukakan akses, sementara pengunjung wajib mengisi form identitas. Hal itu bertujuan untuk menjaga keamanan dan kebersihan musala.
"Iya, di sini sistemnya begitu, harus ke informasi atau contact nomor yang tertera untuk dibawakan kunci. Di beberapa tempat di Jepang lainnya, ada yang sudah pakai password jadi ketika pengunjung datang lebih baik mampir dulu ke informasi untuk meminta password saja," jelas Didik Lutfi, penerjemah rombongan kami.
Di tempat ini tidak tersedia mukena atau sarung untuk pengunjung karena dikhawatirkan hilang. Jadi, jangan lupa untuk membawa alat salat masing-masing.
Advertisement
Menu Ramah Muslim
Selain musala, wisatawan muslim juga tidak perlu bingung untuk mengisi perut di sini. Beberapa restoran menyediakan menu ramah muslim, dengan catatan, pengunjung harus bertanya lebih dahulu atau inisiatif menyatakan diri sebagai muslim.
Rombongan kami makan siang di Shinsu Soba Restaurant Yamahei, dengan kisaran harga per menu dari 50 hingga 2000 yen. Setelah mengelilingi ratusan toko, makan siang dengan menu set khas Jepang jadi pilihan yang tepat.
Terakhir, pengunjung pun dapat menikmati fasilitas loker dengan harga kisaran 300-500 yen per harinya, agar tidak perlu berkeliling dengan barang bawaan yang merepotkan.
Anda juga bisa menggunakan fasilitas gudang barang jika pengunjung kebetulan adalah wisatawan seperti kami, rombongan tur yang baru mendarat di Jepang dan menuju Prince Plaza dengan koper yang banyak. Biayanya hanya dengan 700 yen untuk sehari, satu kali. Berminat? (Dini Nurilah)