Kisah Gadis yang Perjuangkan Pendidikan sampai ke Jeruji Besi

Bagi gadis ini, setiap orang berhak dan membutuhkan edukasi, terutama untuk orang-orang yang punya keterbatasan.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2020, 21:33 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2020, 21:33 WIB
Kisah Gadis yang Perjuangkan Pendidikan sampai ke Jeruji Besi
Kisah Gadis yang Perjuangkan Pendidikan sampai ke Jeruji Besi. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Wanita dan pendidikan, dua elemen yang memiliki sejarah pilu dalam pertarungan untuk menyatukannya. Pandangan sebelah mata yang kerap diberikan seolah menjadi pertanda harga diri wanita di dunianya. Emansipasi wanita yang diperjuangkan oleh R.A. Kartini yang kemudian memberikan cahaya pendidikan di langit para wanita Indonesia.

Peluang mengenyam pendidikan tinggi bagi wanita telah memberikan rona baru di bidang akademis Indonesia. Banyak bermunculan wanita berpendidikan yang berhasil membawa terobosan baru bagi Indonesia. Perannya pun tidak lagi hanya mendapatkan pendidikan, namun juga memberi pendidikan ke semua kalangan masyarakat.

Simak kisah Zaky Aulia yang mengikuti jejak Kartini dalam memperjuangkan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi kaum-kaum yang tidak merdeka.

Tidak main-main, gadis yang baru berusia 20 tahun ini bahkan sampai masuk ke lembaga pemasyarakatan (lapas) demi memperjuangkan pendidikan bagi orang-orang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana. Untuknya, setiap orang berhak dan membutuhkan edukasi, terutama untuk orang-orang yang punya keterbatasan.

Gadis yang akrab dipanggil Zaky ini sedang menempuh pendidikan tingkat tinggi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, dengan konsentrasi Pendidikan Non Formal.

Gadis yang awalnya tidak tertarik untuk berkecimpung di dunia pendidikan ini sekarang memutuskan untuk menekuni profesi sebagai pengajar dan aktif di dunia pendidikan, bahkan sampai ke balik jeruji besi. Zaky menyadari masih banyak orang yang belum mendapatkan edukasi yang semestinya, terutama di kalangan yang kurang mampu.

“Awalnya nggak mau sama sekali ngajar, dan nggak mau juga terjun ke dunia ngajar. Tapi, karena aku pikir orang-orang butuh edukasi, apalagi untuk orang-orang yang kurang mampu, orang-orang yang sekiranya belum mendapatkan edukasi, belum dapat pendidikan, dan aku punya itu, ya apa salahnya untuk berbagi,” tuturnya.

Berawal dari magang di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) kota Tangerang, Zaky yang yang awalnya ditugaskan mengurus yayasan tersebut lalu diberikan kepercayaan untuk mengajar para narapidana laki-laki dengan kisaran umur 19-50 tahun di Lapas Pemuda Kota Tangerang. Zaky dipercaya untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada murid-muridnya tersebut tiga kali dalam seminggu.

Kegiatan mengajar ini ia lakukan secara sukarela, alias tanpa mendapatkan pendapatan sepeserpun. Kesempatan ini juga ia gunakan untuk mengedukasi orang-orang di luar sana tentang kehidupan di lapas seperti apa.

“Kesan aku selama mengajar di sana jujur senang, karena aku bisa punya kesempatan untuk merasakan deg degannya ngajar di lapas, dan lihat situasi lapas sebenarnya jadi aku juga bisa edukasi orang kalau di dalam lapas tuh mereka gimana dan tidak seperti apa yang orang luar pikirkan,” terangnya.

Selain menjadi pengajar untuk pendidikan lanjutan non formal, Zaky juga pernah mengikuti kegiatan sukarelawan, salah satunya menjadi relawan di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional di Bandung. Di acara ini Ia ditugaskan untuk mendampingi anak-anak penyandang disabilitas dalam kegiatan mewarnai.

Kisah Gadis yang Perjuangkan Pendidikan sampai ke Jeruji Besi
Kisah Gadis yang Perjuangkan Pendidikan sampai ke Jeruji Besi. foto: istimewa

Zaky juga gemar membuat konten video pendek di Likee, platform pembuatan video pendek terkemuka, untuk menghilangkan penat dan stress di tengah aktivitasnya yang padat. Berawal dari ajakan temannya untuk bergabung ke Likee, Zaky sekarang berhasil menjadi salah satu influencer Likee dan telah memiliki 281.000 followers di akun Likeenya @Zakyaull.

Ia juga gemar membuat kreasi makeup yang unik dan berbeda dari gaya makeup pada umumnya, Zaky akhirnya membawa hobinya tersebut ke Likee dengan membuat konten video pendek, diselingi pula dengan konten dance dan dubbing. Tanpa disangka konten-konten buatannya, terutama konten makeup, mendapat banyak respons positif dari para penggemarnya.

Zaky merasa sangat beruntung dapat bergabung ke dalam Likee dan mendapatkan banyak teman baru, dukungan dari para penggemar, dan ilmi yang didapatkan dari konten yang dibuat Likers (pengguna Likee) lainnya.

“Yang aku dapatkan (dari Likee) banyak sih, yang pasti lebih banyak dikenal, orang-orang jadi tahu aku. Terus jadi banyak teman, dapat banyak ilmu juga kan banyak yang suka bikin konten-konten kayak masak, makeup, menambah ilmu juga kan, banyak deh yang aku dapatkan,” ujarnya.

Tidak lepas dari perannya sebagai pengajar, Zaky pun melihat Likee sebagai sebuah platform yang tepat untuk memberikan edukasi di berbagai macam bidang.

“Menurut aku Likee itu sebenarnya platform yang cocok untuk kita share edukasi tentang apapun, mau dalam bidang makeup, makanan, atau pelajaran, Likee adalah platform yang tepat,” ucapnya.

Zaky pun berencana untuk membuat jenis konten baru yang dapat mengedukasi followersnya dengan memberikan pendidikan bahasa Inggris lewat aplikasi Likee dengan konsep dan metode yang menyenangkan. Zaky berharap dengan memberikan edukasi melalui video pendek di Likee dengan metode yang sederhana dan menyenangkan, akan mendorong orang-orang untuk lebih semangat belajar.

“Aku lagi merancang konsep untuk belajar bahasa Inggris bersama, bareng (di Likee). Masih belum kepikiran kayak gimana konsep yang asik sekarang, jadi semoga aja cepat kepikiran ide yang bener-bener bisa ngajak orang-orang tuh mau belajar, itu harapan buat aku.”

Gadis yang bercita-cita mendirikan yayasan pendidikan untuk orang-orang kurang mampu ini juga mengharapkan semakin banyak influencer dan content creator lainnya agar lebih sadar terhadap pendidikan di Indonesia dan diharapkan agar dapat memanfaatkan platform seperti Likee untuk hal-hal baik lainnya.

“Harapan aku untuk influencer lain sih lebih aware sama pendidikan di Indonesia, karena pendidikan itu penting. Dan lebih open minded aja kalau misalnya platform seperti ini bukan cuma untuk dance, tapi kita bisa lho nyebarin hal baik lainnya,” pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya