Pengantin Baru Terinfeksi Covid-19 Usai Langgar Protokol Kesehatan Saat Menikah

Pasangan pengantin baru itu semestinya hanya mengundang kurang dari 10 orang, tetapi tamu yang hadir di pernikahan mereka mencapai 100 orang.

oleh Komarudin diperbarui 30 Jul 2020, 14:03 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2020, 14:03 WIB
Ilustrasi pengantin.
Ilustrasi pengantin. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Corona Covid-19 tak mengenal batasan latar belakang. Tua muda, kaya miskin, siapa pun bisa terkena virus tersebut. Kejadian itu dialami sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mereka dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani tes swab.

Selain mereka berdua, ada delapan orang dari 100 tamu yang hadir yang dinyatakan positif. Melansir dari Fox News, Rabu, 29 Juli 2020, pernikahan pasangan pengantin anonim itu digelar di sebuah gereja di San Francisco, pada 4 Juli 2020.

Pernikahan tersebut sebenarnya melanggar aturan. Departemen Kesehatan Masyarakat San Fransisco hanya mengizinkan acara pertemuan apapun maksimal dihadiri 12 orang yang tinggal di rumah berbeda. Namun, pasangan pengantin itu mengakali aturan tersebut. Mereka tetap mengundang para tamu.

Namun, sebelum upacara digelar, seorang pengacara kota keburu mengetahuinya. Pengacara itu kemudian mengirimkan surat penghentian sementara keuskupan agung di daerah itu. Ia juga meminta agar pejabat keuskupan berhenti menggelar acara di dalam ruangan yang melanggar protokol kesehatan San Fransisco selama krisis Covid-19. 

Tetapi, para tamu yang diundang tetap hadir dari berbagai kota dan berkumpul diam-diam. Pejabat kota yang mengetahuinya memaksa agar pengantin tersebut menghentikan acara pernikahan mereka. Akhirnya, lokasi upacara pernikahan pindah dari gereja ke taman bermain terdekat.

Pejabat kota terpaksa memberi izin penyelenggaraan acara asalkan pengantin bisa memastikan adanya jaga jarak aman selama upacara pernikahan berlangsung. Semua yang hadir juga wajib memakai masker wajah.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

Sempat Makan-Makan di Restoran

Ilustrasi
Ilustrasi gaun pengantin. (dok. unsplash.com/@thomasae)

Sebelum upacara pernikahan, sekitar 40 orang pergi ke makan malam di sebuah restoran. Seseorang menuduh bahwa kelompok itu tidak memakai masker dan menjaga jarak sosial yang aman.

Namun, pemilik restoran membantahnya. "Dari pengamatan saya, para tamu mengenakan masker atau duduk terpisah di meja," juru bicara restoran, Karen Liu.

Pihak restoran mengklaim sangat serius menerapkan peraturan kesehatan dan keselamatan. Setelah perayaan berakhir, para tamu  pulang ke tempat masing-masing, seperti Nashville, Arizona dan San Diego, yang berpotensi menyebarkan virus di sepanjang jalan.

Pakar penyakit menular UC Berkeley John Swartzberg mengatakan berita tentang pernikahan itu "membuat marah" dirinya. "Ini adalah contoh sempurna mengapa pejabat kesehatan masyarakat berusaha meyakinkan orang tentang masalah bergerombol," kata Swartzberg.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya