Geliat Usaha Kuliner dari Rumah di Tengah Pandemi Covid-19

Sampai setahun ke depan, orang masih belum sepenuhnya normal untuk dine in atau nongkrong di restoran.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2020, 23:59 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2020, 22:34 WIB
Geliat Usaha Kuliner dari Rumah di Tengah Pandemi Covid-19
Geliat Usaha Kuliner dari Rumah di Tengah Pandemi Covid-19. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta – Pandemi corona Covid-19 bukan hanya tentang krisis kesehatan, tapi juga krisis ekonomi. Di tengah kondisi yang tidak menentu akibat pembatasan aktivitas sosial, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia memprediksi setidaknya akan ada 6 juta orang yang mengalami PHK atau kehilangan penghasilan akibat perekonomian yang melambat.

Kondisi ini membuat beberapa orang harus memutar otak mencari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memulai bisnis kuliner. Simak cerita dari dua orang narasumber pelaku usaha kuliner rumahan yang kami wawancara.

Usaha Kopi dari Rumah

Kondisi PSBB membuat Olivia Peggy (35), pramusaji di sebuah kafe di bilangan Jakarta Timur tak lagi bisa bekerja, alias terkena PHK. Kafe tempat ia bekerja terpaksa tutup. Sebagai tulang punggung keluarga, Olivia sempat terpuruk dan harus meminta keringanan biaya kontrakan rumah yang ia tinggali bersama kedua orang tuanya.

“Saya bingung harus ngapain, sampai akhirnya saya coba ikut program Kartu Prakerja dan lolos. Dari situlah saya mendapatkan semangat baru, saya mengambil kursus pemasaran di platform Pintaria,” ujarnya.

Olivia menyelesaikan kursusnya dengan cepat dan mendapatkan sertifikat sebagai syarat menerima insentif dari pemerintah sebesar Rp600 ribu, yang diberikan berkala sebulan sekali untuk 4 bulan ke depan.

“Saya gunakan sebagian dari insentif pertama saya untuk membeli peralatan membuat kopi dari rumah dan Puji Tuhan saat ini saya sudah membuka usaha kopi rumahan saya, bermodal ilmu yang saya dapatkan,” ujarnya. Olivia berhasil bangkit dengan motivasinya yang kuat untuk memperbaiki keadaan, serta kesempatan yang ia tak sia-siakan.

Kini Olivia tengah sibuk memperdalam bisnis kopinya untuk penghasilan yang lebih baik. “Walaupun belum stabil, tapi saya sekarang punya penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari dan membiayai kontrakan,” tutupnya.

Usaha Kue Brownis Laris Manis

Berbeda dari Olivia, Teni Tri Wahyuni (30) seorang ibu rumah tangga menceritakan kesulitan yang ia hadapi setelah suaminya terkena imbas akibat Covid-19. “Pekerjaan suami saya adalah seorang freelance, penghasilannya berkurang drastis semenjak corona, sedangkan kami juga harus membiayai 2 orang anak,” ujarnya.

Tri mencoba peruntungan mengikuti program Kartu Prakerja dan berhasil lolos mendapatkan manfaat pelatihan senilai Rp1 juta. Bermodal kegemarannya memasak, Tri memilih kelas kuliner di Pintaria. “Biasanya saya belajar otodidak dari Youtube, tapi di kelas ini saya dipandu langsung oleh Chef berpengalaman dan bersertifikat. Banyak teori dan istilah-istilah baru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Saya jadi pede buka bisnis kue brownis dari rumah,” ujarnya.

Usaha brownis nya berbuah manis, setelah cukup laris di kalangan terdekat ia memberanikan diri membuat akun Instagram khusus untuk menjual kue brownis buatannya dan menerima order secara online. “Saya menjual brownis berbagai topping dan Alhamdulillah saya bisa bantu suami mendapatkan penghasilan di tengah kondisi seperti sekarang ini,” urai dia.

Geliat Usaha Kuliner dari Rumah di Tengah Pandemi Covid-19
Geliat Usaha Kuliner dari Rumah di Tengah Pandemi Covid-19. foto: istimewa

Apa Kata Pakar?

Munculnya berbagai usaha kuliner rumahan di tengah kondisi Covid-19 patut diapresiasi sebagai bentuk kreativitas dan upaya memperbaiki kondisi perekonomian.

Dihubungi terpisah, Noveri Maulana, Praktisi Marketing dan Dosen Kewirausahaan di PPM School of Management mengatakan tren Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH) membuat kebutuhan konsumsi masyarakat di rumah tangga turut meningkat, tak heran kebutuhan akan jenis makanan yang bisa diakses dari rumah juga akan semakin meningkat.

“Sampai setahun ke depan, orang masih belum sepenuhnya normal untuk dine in atau nongkrong di restoran. Selain itu, masakan rumahan olahan sendiri juga bisa membosankan. Sehingga, dibutuhkan jenis variasi produk kuliner yang bisa delivery ke rumah. Di sinilah bisnis kuliner rumahan bisa memberikan peluang untuk mereka yang mau mencoba peruntungan sebagai entrepreneur,” ujar Noveri.

Belajar dari Ahlinya

Pintaria sebagai platform penyedia kursus Prakerja, memberikan berbagai jenis kursus online yang berkaitan dengan usaha kuliner yang dibimbing langsung oleh lembaga pelatihan yang terdaftar dengan pengajar profesional yang tidak hanya memberikan teknik membuat berbagai makanan, tapi juga bagaimana tips menjualnya.

Hal ini selaras dengan niat baik pemerintah dalam penyelenggaraan kursus Prakerja yang bisa memberikan manfaat positif dan membantu mereka yang terkena imbas ekonomi akibat Covid-19.

“Melalui berbagai pelatihan di Pintaria, masyarakat bisa belajar dari ahlinya dan mendapatkan sertifikat, harapannya bisa meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat produk kuliner yang bisa dijual dan menambah penghasilan,” ujar Sally Dewi, Head of Training Product Pintaria.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya