Jakarta - Di tengah situasi krisis pandemi corona Covid-19, kita harus menghadapinya dengan tenang dan bijaksana. Sehingga kita bisa merencanakan langkah ke depan, terutama jika sumber penghasilan terdampak langsung.
Seperti pengusaha bisnis event organize Diana Kartika Dewi yang terpaksa menyetop usahanya dan kini beralih menjalani usaha kuliner. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama pandemi corona Covid-19 membuat event-event yang akan berjalan harus ditunda.
Otomatis jika mengandalkan satu usaha saja, ia tidak akan mendapat pemasukan. Seperti pepatah bilang hati boleh panas, tapi kepala harus tetap dingin.
Advertisement
"Saat tahu ini adalah masa krisis, yang utama harus tetap tenang agar bisa berpikir jernih. Dan tetap bersyukur dengan cara masing-masing," ujar Diana memberikan tips pertama yang memantapkannya menjajal peruntungan mencoba bisnis kuliner.
Setelah berpikir jernih dan menyadari jika pandemi corona Covid-19 tidak akan selesai dalam waktu yang singkat, ia memeriksa tabungan dan cash flow untuk mengetahui sampai kapan bisa tetap bertahan. Diana mengingat dan mempraktikkan ilmu yang didapat tentang uang.
"Saya orang yang belajar mengenai uang adalah energi dan berpikir bagaimana agar terus berputar. Karena prinsip uang terus bergerak dan di satu sisi saya ingin menjaga keseimbangan antara berbagi dengan orang lain dan tetap mendapat pemasukan," lanjut Diana.
Uang adalah Energi
Tips kedua adalah mengeksekusi ide yang bisa mengakomodir keduanya yaitu berjualan. Pertukaran energi pun tetap terjadi pada penjual bahan, pengusaha kuliner, dan pembeli.
Tips ketiga adalah menetapkan tujuan, seperti mau jualan apa? Di masa krisis seperti ini jenis usaha yang biasanya langsung terpikirkan adalah bisnis makanan.
"Awalnya cari pola dulu, apa, sih, yang dibutuhkan orang saat ini? Awalnya dapat ide jualan daging, ayam, dan sayuran segar. Setelah dijalani demand-nya bagus bahkan banyak yang repeat order, bisnis itu berjalan dengan baik," tambahnya lagi.
Advertisement
Usaha Kuliner Frozen Food
Tak puas dengan bisnis makanan mentah, ia mulai melebarkan menjual masakan jadi siomay yang dikemas secara frozen. Nah bagi yang ingin menjual makanan ready to eat, pastikan sesuai keahlian yang dimiliki.
"Jadi trialnya sudah cukup lama, memang saya hobi bikin siomay dan sering dibagiin ke teman-teman saat acara kumpul-kumpul. Jadi saya pede untuk menjualnya," cerita Diana lagi.
Usaha siomay homemad-nya @freshgroceries111 pun dimulai pada 16 April 2020. Sistem belinya adalah pre-order untuk menjaga kualitas siomay tetap fresh karena dimasak subuh dan dikirim pagi harinya. Karena disimpan dalam kemasan kedap udara, siomay bisa bertahan di freezer sampai satu bulan.
"Pernah dalam satu hari rekor ada 500 order siomay. Manfaatkan kekuatan media social seperti Instagram untuk promosi sekaligus silaturhami dengan teman-teman yang sudah lama tidak berinteraksi,"
Menetapkan Harga Pasar
Tips keempat adalah menetapkan harga jual sebelum mulai dipasarkan. Poinnya adalah jangan mengambil kesempatan dalam kesempatan, jadi pastikan harga jual bisa diterima dengan happy oleh market.
Tips kelima adalah menjaga kualitas dan servis, terutama dalam bisnis makanan yang dampaknya langsung dirasakan pembeli. Maka penting untuk memastikan semua hal sebelum memulai menjalani usaha kuliner.
"Saya menyarankan jangan asal kepepet terus langsung main jual makanan. Semua harus dengan pertimbangan yang tepat dan menyadari kemampuan kita sendiri, seperti masakan yang dikuasai lalu dijalani dengan sepenuh hati agar bisa diterima market dengan baik kembali," tutupnya.
Disadur dari Fimela.com (Penulis Novi Nadya / Editor Adinda Tri Wardhani, Published 9/5/2020)
Advertisement