Liputan6.com, Jakarta - Mendaki gunung, apalagi salah satu gunung tertinggi di dunia, yakni Everest, memang bukan hal mudah. Namun, ada satu orang yang mampu mendaki Everest selama 10 kali. Orang itu adalah Ang Rita Sherpa.
Sayang, sang pendaki legendaris telah berpulang di usia 72 tahun pada 21 September 2020 di Kathmandu, Nepal. Kepergiannya membuat dunia kehilangan salah satu pendaki terbaik. Masyarakat Nepal pun berduka karena ditinggal salah satu putra terbaik mereka.
Dilansir dari laman BBC, Rabu, 23 September 2020, pria yang dijuluki Snow Leopard tersebut terkenal karena mampu mendaki Everest 10 kali tanpa bantuan oksigen. Hal itu sangat langka dan belum pernah dilakukan pendaki mana pun di dunia.
Advertisement
Baca Juga
Rekor dunia itu tercatat dalam Guinness World Records pada 2017. Guinness mengakui Ang Rita sebagai satu-satunya orang di dunia yang berhasil mendaki Everest 10 kali tanpa tangki oksigen, pada periode 1983--1996. Rekor itu masih bertahan sampai sekarang. Ia juga melakoni pendakian musim dingin pertama di gunung setinggi 8.848 mdpl itu tanpa oksigen tambahan pada 1987.
Menurut keluarga, Ang Rita tutup usia karena penyakit otak dan hati yang dideritanya. Rekan pendaki memberi penghormatan setelah berita kematiannya tersebar luas.
"Ia aktif bagai macan tutul salju di pegunungan dan itu unik. Itulah menapa persaudaraan pendaki gunung memutuskan memberinya gelar macan tutul salju sebagai suatu kehormatan," ucap Ang Teshring Sherpa, pendaki gunung veteran Nepal dan mantan Presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal.
Jenazah Ang Rita kabarnya telah dipindahkan ke sebuah biara di Kathmandu dan akan dikremasi pada akhir pekan ini. Sherpa sendiri merupakan kelompok etnis kawasan Himalaya yang aslinya dari Tibet. Namun, bagi banyak orang di luar Nepal, kata 'Sherpa' kini identik dengan mereka yang bekerja sebagai pemandu gunung.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Everest Dibuka Kembali
Departemen Pariwisata Nepal mengatakan kontribusi Ang Rita pada pendakian Everest akan selalu dikenang. "Wisata gunung kami berhutang banyak padanya, ia banyak berjasa bagi pariwisata kami," kata Santa Bir Lama, Presiden Nepal Mountaineering Association.
Sementara itu, Nepal akan kembali membuka pegunungan Himalaya, termasuk Everest, untuk pendaki pada akhir bulan ini. Menurut laporan Channel News Asia, para pejabat Nepal mengatakan hal ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian yang bergantung pada pariwisata, meski wabah Covid-19 di negaranya terus meningkat.
Jadi rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, Nepal sebelumnya menutup pendakian sejak Maret lalu untuk mencegah penyebaran Covid-19. Para pendaki nantinya harus mengikuti protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah. Musim pendakian pada musim gugur di Nepal biasanya berlangsung dari September hingga November.
Sebagian jalur pendakian gunung di Nepal sebenarnya sudah dibuka sejak Juni lalu. Tapi, penerbangan internasional baru kembali beroperasi pada Agustus 2020. Pada September ini, pemerintah Nepal juga sudah membuka kembali hotel dan restoran dengan beberapa aturan pembatasan.
Advertisement