Wanita Arab Saudi Jual Koleksi Perhiasan demi Bangun Museum Pribadi

Sejumlah warga Arab Saudi memiliki museum pribadi di berbagai bagian wilayah kerajaan tersebut.

oleh Henry diperbarui 13 Okt 2020, 10:04 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 10:04 WIB
Ilustrasi Museum
Ilustrasi Museum (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta -  Tak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Islam dari seluruh dunia, Arab Saudi juga mempunyai banyak destinasi wisata menarik. Mereka bahkan jadi rumah bagi beberapa situs arkeologi milik peradaban berbeda yang pernah tumbuh subur di Jazirah Arab.

Selain situs-situs ini, beberapa warga Arab Saudi memiliki museum pribadi di berbagai bagian wilayah kerajaan tersebut. Museum-museum ini biasanya berisi artefak langka yang diwariskan kepada pemiliknya masing-masing dari nenek moyang mereka.

Beberapa dari mereka ingin mendidik orang lain tentang masa lalu yang kaya di negara tersebut. Salah satunya dilakukan Nourah Al-Ghazwani. Ia adalah penggemar sejarah yang menjual perhiasannya untuk membantu mendirikan museum.

Dilansir dari Arab News, Jumat, 9 Oktober 2020, wanita ini mendirikan museum pribadinya di Belghazi, sebuah kota di Provinsi Al-Edabi Jazan. Di Jazan terdapat banyak kastil dan benteng batu yang menampung artefak dan prasasti batu yang tersebar di puncak dan di sisi-sisi pegunungan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, Al-Ghazwani sempat menjalankan pameran tur yang didanainya sendiri dengan memamerkan barang-barang menarik seperti artefak dari wilayah tersebut. Ia lalu memutuskan untuk membuka museumnya dengan  dibantu penduduk setempat yang membantunya mengumpulkan berbagai benda warisan termasuk senjata, perkakas dan alat pertanian.

Museum yang berada di Desa Bassam ini terbuka untuk pengunjung dan terletak di dekat lima situs warisan yang berisi ratusan bangunan bersejarah. Koleksinya saat ini terdiri dari lebih dari 600 artefak langka, beberapa berasal dari 1.000 tahun yang lalu dan menelusuri sejarah yang kaya dari pegunungan di selatan Kerajaan Arab Saudi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dukungan Finansial dan Moral

Jalanan di Kota Riyadh
Pandangan udara menunjukkan jalan raya yang sepi karena pandemi COVID-19 pada hari pertama perayaan Idul Fitri di ibu kota Saudi, Riyadh, Senin (24/5/2020). Arab Saudi memberlakukan jam malam 24 jam selama lima hari libur Hari Raya Idul Fitri 1441 H, dari 23 Mei 2020. (FAISAL AL-NASSER/AFP)

Al-Ghazwani yang belajar di Sekolah Tinggi Syariah dan Hukum Universitas Jazan, mencari dukungan keuangan dan sumbangan benda-benda bersejarah untuk membantu mengembangkan bisnis museumnya. Ia juga rela menggunakan uangnya sendiri untuk mendanai pameran tur, dengan menjual perhiasan emasnya untuk menjaga mimpinya tetap hidup.

Mengumpulkan artefak langka di bawah satu atap ternyata baru langkah awal. Pemeliharaan pameran ini juga sangat penting untuk menjaga agar museum maupun koleksinya tetap awet untuk anak cucunya nanti.

"Kami butuh dukungan finansial dan moral. Masih ada jalan tanah menuju museum yang membutuhkan tempat lebih luas. Saya memakai sebidang tanah yang saya miliki untuk membangun proyek. Kami menantikan dukungan para pebisnis untuk menyukseskan proyek ini," ujarnya.

"Saya selalu antusias tentang sejarah, terutama museum yang bisa menyimpan banyak cerita sejarah. Saya mendirikan museum dengan bantuan suami saya, anak-anak dan beberapa orang lainnya dan menampilkan warisan unik daerah di bawah satu atap," pungkas Al-Ghazwani.

infografis hari museum internasional
Hari Museum Internasional
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya