Tas Kertas dan Katun Lebih Mengancam Lingkungan dari Kantong Plastik, Benarkah?

Menurut sebuah studi, kantong plastik justru jadi pilihan terbaik bagi kota-kota besar, seperti Singapura, asalkan....

oleh Asnida Riani diperbarui 21 Okt 2020, 17:02 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2020, 17:02 WIB
Ilustrasi paper bag | pexels.com
Ilustrasi paper bag | pexels.com

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura, menemukan bahwa kantong plastik punya jejak lingkungan lebih rendah dibanding sampah kertas dan tas katun serbaguna.

Melansir laman Channel News Asia, Rabu (21/10/2020), sebagai catatan, temuan tersebut hanya berlaku di Singapura dan kota-kota serupa, di mana pembakaran merupakan bagian dari struktur pengelolaan limbah kota. Dalam studi tersebut, para ilmuwan menganalisis siklus hidup lima jenis kantong untuk mengevaluasi dampak lingkungan terkait produksi, distribusi, transportasi, pengumpulan limbah, pengolahan, dan pembuangan akhir masa pakai.

Studi tersebut menemukan bahwa kantong plastik dari plastik non-anyaman polypropylene yang dapat digunakan kembali adalah pilihan paling ramah lingkungan. Disusul kantong plastik sekali pakai, kata NTU dalam keterangan resmi.

"Menggunakan kantong plastik mungkin merupakan pilihan terbaik di kota-kota seperti Singapura," kata Asisten Profesor Grzegorz Lisak, direktur Pusat Reklamasi Residu dan Sumber Daya di Institut Lingkungan dan Air Nanyang (NEWRI), yang memimpin penelitian tersebut.

"Pesan utama kami adalah kantong plastik yang dapat digunakan kembali adalah pilihan terbaik. Asalkan digunakan berulang kali, lebih dari 50 kali tepatnya," tuturnya. "Namun, satu kesimpulan yang mengejutkan, jika kantong plastik dirawat dengan benar setelahnya, mereka tak terlalu merusak lingkungan dibanding jenis tas lain dalam penelitian ini."

Para ilmuwan menemukan, potensi pemanasan global akibat penggunaan kantong kertas sekali pakai lebih dari 80 kali lipat dari plastik yang dapat digunakan kembali. Plastik sekali pakai dan tas katun yang telah digunakan kembali sebanyak 50 kali berpotensi mengakibatkan pemanasan global lebih dari 10 kali lipat dari kantong plastik yang digunakan kembali sebanyak 50 kali.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mengapa Sampah Kertas Justru Lebih Buruk bagi Lingkungan?

ilustrasi kantong plastik.
ilustrasi kantong plastik. (iStockphoto)

Menurut penelitian tersebut, kantong plastik perlu digunakan kembali sebanyak empat kali untuk mengimbangi emisi yang setara dengan pembuatan satu kantong plastik sekali pakai. Kantong kertas dan tas katun punya jejak lingkungan relatif lebih besar karena potensi meracuni dalam produksinya.

Proses produksi kantong kertas yang mengonsumsi air dan sumber daya alam dalam jumlah besar merupakan penyebab relatif dampak negatif terhadap lingkungan.

"Oleh karena itu, meningkatkan metode produksi, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mengikuti praktik berkelanjutan di masa depan dapat mendukung penggunaan tas dari katun dan kertas," keterangan dalam studi tersebut menjelaskan.

Karenanya, penting untuk mengevaluasi implikasi kasus per kasus untuk menangani sampah plastik. Asisten Profesor Lisak mengatakan, "Dalam sistem pengelolaan sampah metropolitan tertutup yang terstruktur dengan baik dengan pengolahan insinerasi, menggunakan kantong plastik mungkin merupakan pilihan terbaik, asal tak ada kebocoran signifikan limbah ke lingkungan."

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya