Pentingnya Bonding Time Berkualitas antara Orangtua dan Anak

Orangtua ditantang untuk dapat menciptakan momen bonding yang menyenangkan hingga agenda yang melibatkan kreativitas yang penting bagi perkembangan anak.

oleh Putu Elmira diperbarui 22 Des 2020, 04:02 WIB
Diterbitkan 22 Des 2020, 04:02 WIB
anak
ilustrasi ibu dan anak/Photo by Kenny Krosky on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Mengemban tugas sebagai orangtua tentunya bukan peran yang mudah. Hal ini juga merujuk soal bonding time, pengasuhan anak dan pendampingan di setiap jenjang usia yang dapat berpengaruh pada perkembangan buah hati ke depannya.

Psikolog Klinis Anak, Remaja, dan Keluarga, Roslina Verauli, menyampaikan tujuan pengasuhan adalah untuk membentuk anak yang tangguh, tak mudah putus asa, dan anak yang mandiri. Semua harus dimulai sejak dini.

"Ada periode emas di 3, 4, 5, 6 bulan pertama, yang berkembang adalah aspek-aspek auditori dan visual. Makanya cara kita mengajak bermain anak tidak usah macam-macam di enam bulan pertama," kata Vera dalam bincang virtual, Senin, 21 Desember 2020.

Dikatakan Vera, berlanjut dengan periode 8, 9, 10 bulan, aspek yang paling berkembang pesat dari kurva puncaknya adalah kemampuan berbahasa. Jadi, jika menunggu anak bisa bicara dahulu baru stimulasi berbahasanya hal tersebut dikatakan terlambat.

"Sebelum usia itu kita kembangkan, yang paling critical perkembangan yang pesat di usia 2--5 tahun, beberapa riset mengatakan 2--4 tahun, sebelum akhirnya flat seperti orang dewasa," jelasnya.

Vera melanjutkan, anak dapat belajar dari kegiatan bersama sang ibunda yang turut terlibat. Investasi kepada anak sebenarnya adalah waktu yang diberikan kepada buah hati.

"Kualitas hubungan juga penting, ngobrol, dekat dengan anak, kasih sentuhan, perkenalkan dia dengan berbagai tantang kehidupan masa kini," tambahnya.

Bonding time sendiri ketika ada kedekatan secara emosional baru terbentuk saat ibunda terlibat dalam kegiatan anak. Sebut saja saat anak mandi, libatkan sentuham bermain busa, juga dapat saat makan.

"Anak kehidupannya di 6 tahun pertama adalah bermain. Dampaknya anak yang punya bonding dengan orangtuanya akan merasa dia merasa dicintai, perasaan tetang dirinya dihargai, positif," jelas Vera.

Orangtua yang hangat, terlibat dalam kegiatan anak, dan mampu membangun tali bonding dalam kehidupan sehari-hari anaknya. Mulai dari lingkungan, media dan budaya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kebersamaan Orangtua dan Anak

ilustrasi
Ilustrasi ibu dan anak (Dok.Unsplash)

"Budaya globalnya adalah digital, sudah melibatkan teknologi dan komputer dan bahkan sangat akrab dengan namanya gadget. Tantangan menjadi orangtua, mampu atau enggak menjadikan anak tangguh dan mandiri versi digital dalam pengertian mereka adaptif," ungkap Vera.

"Boleh enggak anak diperkenalkan dengan teknologi digital? Tentu boleh, karena kegiatan anak di 6 tahun pertama betul-betul bermain. Anak butuh main kira-kira lima jam per hari, 2,5 jam aktif dan 2,5 jam pasif, yang pasif seperti dibacakan cerita, melihat gadget untuk tahu bahwa ada stimulasi sensor motorik," tambahnya.

Dilanjutkan, di 0--2 tahun, tujuan gadget untuk belajar sensor motor. Ayah dan ibu harus mendampingi ketika anak bermain.

"Butuh hadir karena gadget kan satu arah jadi kalau bunyian ternyata salah, enggak ada yang benarin, mama bisa menjelaskan. 3--5 tahun enggak cuma buat belajar, tapi juga hiburan sebagai games," jelasnya.

Bersamaan dengan itu Cussons Kids memperkenalkan aplikasi game seru bernama Cussons Kids Play. Head of Marketing Asia of PZ Cussons Indonesia​ Riza Rahman, menyebut pihaknya percaya teknologi menjadi jembatan di saat ini yang tak bisa jauh dari anak-anak yang akan tumbuh dengan teknologi.

"Kita merancang game ini platform permaian untuk anak dan orangtua bisa bermain bersama," ungkap Riza dalam kesempatan yang sama.

Ia melanjutkan, ada pula fitur-fitur yang memberitahu orangtua pentingnya menyampaikan pesan-pesan. Juga bagaimana orangtua bisa menggunakan teknologi untuk menemani.

"Permainan ini dirancang oleh pendekatan psikolog, kita bekerja sama dengan lembaga psikolog yang bisa memberi tips-tips konten yang menarik, menciptakan adanya imajinasi bersama orangtua dan anak," jelasnya.


Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya