Liputan6.com, Jakarta - Sudah lama sejak kedai kopi tak semata jadi tempat menikmati ragam olahan kopi, bahkan teh, pada waktu lengang. Di kota-kota besar dunia, coffee shop juga berperan sebagai tempat kerja bagi tak sedikit orang.
Melansir laman BBC, Kamis, 28 Januari 2021, secara historis, memang banyak seniman, penulis, dan musisi yang sering mengujungi kedai kopi untuk menstimulus ide, juga menumbuhkan energi mereka. Sebut saja di antaranya Pablo Picasso, JK Rowling, Simone de Beauvoir, Jean-Paul Sartre, dan Bob Dylan.
Penelitian menunjukkan bahwa rangsangan di tempat-tempat seperti kedai kopi menjelma jadi lingkungan yang efektif untuk bekerja. Kombinasi kebisingan, kerumunan, walau ini akan berbeda selama pandemi COVID-19, dan variasi visual dapat memberi "jumlah gangguan" yang tepat untuk membantu pikiran lebih tajam dan kreatif.
Advertisement
Baca Juga
Sebuah studi pada 2012 yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Research menunjukkan bahwa tingkat kebisingan lingkungan yang rendah hingga sedang di tempat seperti kafetaria sebenarnya dapat meningkatkan kreativitas. Jika sedikit teralihkan dari tugas oleh rangsangan ambien, itu justru meningkatkan kemampuan berpikir abstrak yang dapat mengarah pada ide lebih kreatif.
Studi lain pada 2019, di mana temuannya juga serupa, menyoroti apa yang disebut "resonansi stokastik." Awalnya diamati pada hewan, ini adalah fenomena di mana jumlah kebisingan yang tepat justru menguntungkan indera manusia.
Meski tingkat toleransi kebisingan berbeda untuk semua orang, rangsangan audio di latar belakang tetap membantu meningkatkan pengambilan keputusan. Bahkan, ada yang menjuluki ini sebagai "efek kedai kopi."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Stimulasi Visual di Kedai Kopi
Ada juga fakta bahwa dikelilingi orang-orang yang datang untuk bekerja juga bisa bertindak sebagai motivasi. Sebuah studi tahun 2016 mendukung gagasan ini ketika peneliti meminta peserta yang duduk bersebelahan di depan komputer untuk melakukan tugas di layar yang sama.
Studi tersebut menunjukkan bahwa "sekadar melakukan tugas di samping orang yang mengerahkan banyak upaya dalam suatu tugas akan membuat Anda melakukan hal yang sama."
Kemudian, stimulasi visual. Sunkee Lee, asisten profesor teori dan strategi organisasi di Tepper School of Business Universitas Carnegie Mellon di Pennsylvania, dalam penelitiannya menemukan bahwa variasi visual membantu "memecahkan masalah yang memiliki solusi optimal, di mana Anda harus berpikir di luar kebiasaan."
Suasana tak kaku pun disebut jadi alasan lain yang memperkuat narasi tersebut. Para ahli mengatakan, pengaturan suasana kedai kopi juga dapat menguntungkan kelompok kerja yang bertukar pikiran. Karenanya, tak sedikit rapat berlangsung di kedai kopi, kendati, lagi-lagi, kondisi ini mungkin saja dipengaruhi masa krisis kesehatan global.
Terlepas dari keuntungan yang telah disebutkan, mengingat pandemi masih berlangsung, Anda tentu harus punya pertimbangan penting saat keluar rumah, termasuk saat ingin bekerja dari kedai kopi. Kendati, tentu saja, kedai kopi telah beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan.
Para ahli juga memprediksi bahwa kebiasaan bekerja dari kedai kopi belum akan pulih sampai pandemi teratasi. (Muhammad Thoifur)
Advertisement