6 Fakta Menarik tentang Garut yang Punya Padang Edelweiss Terluas se-Asia Tenggara

Garut sudah dikenal sebagai destinasi wisata pesohor dunia sejak awal abad 20.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2021, 09:03 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 09:03 WIB
Nampak salah satu adegan tidur di atas seutas tali tambang yang diperankan pemain seni Lais Garut
Nampak salah satu adegan tidur di atas seutas tali tambang yang diperankan pemain seni Lais Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Barat memiliki banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya Garut. Kawasan yang dikenal sebagai Kota Dodol ini sudah dikenal sebagai tujuan wisata sejak awal abad ke-20.

Kabupaten Garut memiliki luas wilayah sebesar 3.065,19 km persegi, berada pada ketinggian 0 m sampai dengan 2800 meter. Letaknya dekat dengan Kota Bandung.

Hamparan pegunungan, udara sejuk, dan lingkungan asri yang dimiliki, Garut juga dijuluki Kota Intan oleh Presiden Soekarno. Alasannya adalah karena saat itu Garut merupakan kota terbersih di Indonesia.

Namun, hal-hal menarik tentang Garut tak hanya itu. Liputan6.com merangkum enam fakta di antaranya yang dikutip dari berbagai sumber, Sabtu, 6 Februari 2021.

1. Dijuluki Swiss Van Java

Bila Bandung dijuluki 'Paris Van Java', Garut dijuluki Swiss Van Java. Julukan itu didapat karena bentang alam pegunungan yang mirip dengan pegunungan Swiss yang terkenal cantik. Swiss menjadi titik temu Pegunungan Alpen Barat dan Timur yang melewati Italia, Prancis, dan Alpen Timur.

Garut memang dikelilingi oleh banyak pegunungan yang indah, mulai dari Papandayan, Guntur, hingga Cikuray. Ketiganya menjadi destinasi favorit para pendaki gunung dan pecinta alam. Keindahan alam pegunungan Garut juga diabadikan oleh Ahmad Abdullah Assegaf dalam novelnya berjudul Fafat Garoet yang ditulis pada 1928.

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2. Dikunjungi Komedian Charlie Chaplin

Charlie Chaplin
Komedian legendaris Charlie Chaplin pernah berkunjung ke Indonesia. (dok.Instagram @charliechaplinofficial/https://www.instagram.com/p/BowhXcDhWTa/Henry

Charlie Chaplin adalah seniman legendaris dunia abad ke-20. Tak hanya dikenal sebagai komedian, ia juga seorang aktor, sutradara, penulis cerita dan penata musik. Pria asal Inggris ini berjaya di era film bisu pada awal era 1900-an.

Siapa sangka, pria yang pernah meraih penghargaan Academy Award atau Oscar ini pernah berkunjung ke Garut sampai dua kali. Pada 1927, Chaplin pernah datang ke Garut, Jawa Barat. Lalu pada 1932, ia datang lagi ke Indonesia dan kembali mengunjungi Garut. Dia datang bersama kakaknya Sydney Chaplin.

3. Tradisi Lais, Sirkus Tradisional Asal Kabupaten Garut

Garut memiliki kesenian yang mirip dengan atraksi sirkus dan dilakukan secara tradisional sebagai warisan budaya secara turun temurun yang dinamai Lais. Tradisi Lais merupakan atraksi di atas ketinggian dari tali yang diikatkan dengan kedua belah batang bambu yang menjulang dan dilakukan tanpa mengenakan pengaman tubuh, mirip atraksi trapeze.

Hingga kini, tradisi tersebut masih bertahan dan dipertontonkan kepada masyarakat di Garut pada momen-momen tertentu. Tradisi ini mulanya merupakan keisengan dari seorang pemanjat kelapa bernama Laisan yang juga seorang sesepuh di Kawasan Kampung Nangka Pait, Kecamatan Sukawening, Garut.

Laisan merupakan seseorang yang handal dalam memanjat dan memetik buah kelapa. Saat ini, tradisi Lais terus dilakukan oleh masyarakat setempat sebagai bentuk penghormatan terhadap sesepuh Laisan dan menjaga tradisi turun temurun di Kawasan Kampung Nangka Pait, Garut.

 

4. Memiliki Padang Edelweis Terluas se-Asia Tenggara

Sejumlah pengunjung tengah menikmati keindahan alam kabupaten Garut, Jawa Barat, di atas Puncak sagara kecamatan Sucinaraja,Garut.
Sejumlah pengunjung tengah menikmati keindahan alam kabupaten Garut, Jawa Barat, di atas Puncak sagara kecamatan Sucinaraja,Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Padang Edelweis terluas se-Asia Tenggara ada di Indonesia, tepatnya di Tegal Alun. Tegal Alun ini terletak di puncak Gunung Papandayan Garut.

Bunga edelweis ini dijuluki sebagai bunga abadi karena apabila dipetik tetap utuh seperti bunga yang masih tetap pada tangkainya. Berbeda dengan bunga lainnya yang setelah dipetik akan mudah layu.

Dalam keadaan kering pun bunga edelweis tetap cantik dan berbentuk seperti bunga yang utuh dan tak mudah layu. Tapi, jangan coba-coba memetiknya karena bunga ini dilindungi. Cukup direkam saja dengan kamera. 

Untuk bisa menuju tempat ini, lokasi pertama yang harus dituju adalah kawasan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan, yang berada di Kecamatan Cisurupan. Gunung Papandayan terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung.

 

5. Asal Usul Domba Garut

Beberapa domba Garut pejantan unggul asli nuftah Indonesia di salah satu kandang kawasan UPT Pembibitan domba Margawati, Garut, Jawa Barat.
Beberapa domba Garut pejantan unggul asli nuftah Indonesia di salah satu kandang kawasan UPT Pembibitan domba Margawati, Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Domba garut adalah hasil persilangan dari domba lokal, domba capstaad dari Afrika Selatan, dan domba merino dari Australia. Domba-domba ini awalnya diburu secara liar sampai akhirnya diternakkan.

Domba khas Garut dikenal memiliki postur tubuh tegap dan tanduk kokoh. Pada bagian leher, bulu domba ini dibiarkan tumbuh panjang sehingga menyerupai bulu singa. 

Bila dicermati, tanduk domba garut berbentuk khas, berbeda dengan domba lain. Sedikitnya ada empat bentuk tanduk yang menjadi favorit para penghobi domba, yakni bentuk "gayor", "golong tambang", "leang", dan "ngabendo". Domba jantan biasanya dipersiapkan sebagai domba petarung dalam seni tradisional adu domba.

Saat ini terdapat sekitar 400.000 domba garut yang dibudidayakan di 18 kecamatan. Domba ini juga diternakkan para penghobi domba tangkas di wilayah Priangan, terutama Bandung dan Bogor. Selain untuk ketangkasan, domba garut juga dipelihara untuk diambil dagingnya.

Ketangkasan domba garut menjadi salah satu pertunjukan berorientasi seni budaya yang sudah sangat populer di kalangan masyarakat Jawa Barat, khususnya Garut. Seni ketangkasan domba juga kerap dipertontonkan sebagai salah satu pertunjukan yang cukup menghibur bagi sebagian masyarakat dan peternak domba terlebih bagi peternak domba garut. Tak hanya warga setempat, seni ketangkasan domba ini bahkan menjadi salah satu daya tarik wisatawan di Garut.

6. Dodol Makanan Khas Garut

Produk Baso Dodol dan Krupuk Dodol buah kreasi Chocodot Garut siap memanjakan belanjaan oleh-oleh anda
Produk Baso Dodol dan Krupuk Dodol buah kreasi Chocodot Garut siap memanjakan belanjaan oleh-oleh anda (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Bagi mereka yang berkunjung ke Garut, kurang lengkap tanpa membeli buah tangan dodol yang sangat terkenal. Penganan ini pun bahkan sudah berhasil menempatkan Garut sebagai daerah penghasil dodol yang berkualitas tinggi, bahkan dodol ini bisa ditemukan di sebagian besar daerah di Indonesia.

Secaa historis, industri dodol garut mulai dikembangkan oleh seorang pengusaha bernama Karsinah sejak 1926, dan terus bertahan dan berkembang hingga saat ini. Proses pembuatannya terbilang sederhana tetapi memakan waktu, sedangkan bahan bakunya yang berupa tepung beras ketan, gula putih, susu, serta kelapa mudah diperoleh.

Meski tidak menggunakan bahan pengawet, dodol garut bisa tahan hingga tiga bulan. Sampai sekarang, dodol garut dapat ditemui dengan beberapa rasa seperti susu, coklat, wijen, durian, serta dodol rasa lain yang dikemas dalam kotak kardus kecil maupun plastik ukuran ekonomis. (Melia Setiawati)

Banjir Bandang Garut

infografis banjir bandang garut
Banjir Bandang Garut
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya