Liputan6.com, Jakarta - Americano Hotel namanya, tapi lokasinya berada di Sewon, Yogyakarta. Hotel butik ini baru saja dibuka pada 15 Februari 2021.
Akbar Kaelola, pemilik hotel tersebut, memperkenalkan konsep tanpa TV di setiap kamar para tamu. Sebagai ganti, pihaknya menyediakan perpustakaan mini di setiap kamar untuk tamu yang menginap.
"Kami percaya bahwa berbincang dan membaca adalah teman terbaik saat akan tidur," ujar Akbar saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 17 Februari 2021.
Advertisement
Baca Juga
Masing-masing kamar dirancang dengan tema berbeda, seperti Maroko, Jawa, Urban, Thailand, dan Bali. Tamu bisa memilih tema kamar yang disukai, dengan syarat masih tersedia. Total tersedia 28 unit kamar di hotel tersebut.
Area yang dihias tak hanya itu. Area lobi bahkan dimaksimalkan menjadi spot foto Instagrammable dengan mengadopsi seni tiga dimensi printing. Total ada 12 spot yang bisa dijadikan latar foto, bahkan tersedia penyewaan kostum busana tradisional bertarif antara Rp10 ribu hingga Rp20 ribu.
"Ada kostum Korea, Belanda, Jawa, Eropa, karena mempunyai konsep foto 3D sangat menarik apabila ditambah dengan kostum. Dan setelah berfoto, tamu langsung bisa mencetak fotonya," jelasnya seraya menjelaskan biaya pencetakan foto adalah Rp100 ribu.
Salah satu spot yang jadi favorit bisa jadi adalah anak tangga. Penampang tidak dibiarkan kosong, tetapi dihias dengan judul buku-buku laris yang dikenal publik, seperti Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Darmono dan Sherlock Holmes.
Spot itu semakin memperkuat konsep hotel yang mengampanyekan soal membaca. Bahkan, tamu juga mendapat oleh-oleh buku bacaan gratis saat check out dengan pilihan beragam tergantung ketersediaan.
"Konsep ide tersebut sebenarnya saya dapatkan ketika saya sedang jalan-jalan ke luar negeri," kata Akbar.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penerapan CHSE
Tarif menginap di hotel ini berkisar Rp300 ribuan semalam. Namun dalam masa pandemi, pengelola memberi harga khusus Rp150ribu bagi tamu yang hanya transit semalam di hotel itu.
Sejauh ini, Akbar mengaku para tamu masih berasal dari wilayah sekitar Yogya saja. Ia mengaku protokol kesehatan diterapkan ketat di hotel, terutama dengan mengecek suhu para tamu, penyediaan hand sanitizer di beberapa sudut, dan wajib memakai masker bagi pengunjung dan karyawan hotel.
Hotel juga menerapkan kuitansi tanpa dicetak agar lebih ramah lingkungan. Kuitansi digital akan dikirimkan melalui aplikasi perpesanan maupun email tamu.
Namun, apakah hotel sudah tersertifikasi CHSE yang menjamin penerapan protokol kesehatan sesuai standar? Ia mengaku belum.
"Kemungkinan kita akan urus minggu depan. Sementara ini, kita fokus tingkatkan kinerja pelayanan dulu," ucap Akbar. (Muhammad Thoifur)
Advertisement