Liputan6.com, Jakarta - Prancis siap melarang penerbangan domestik jarak dekat, menurut laporan CNN, Kamis (15/4/2021). Anggota parlemen negara itu dilaporkan telah menyetujui rencana pemberhentian beberapa rute perjalanan udara untuk mengurangi emisi karbon.
Aturan penangguhan ini semata berlaku pada rute yang juga terdapat layanan kereta api dalam waktu tempuh kurang dari dua setengah jam. Jika Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut disetujui majelis tinggi Prancis, negara itu akan bergabung dengan sejumlah negara Eropa yang ingin menjauh dari rute penerbangan pendek.
Tapi, beberapa orang mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron karena mempermudah proposal dari panel lingkungannya sendiri yang telah merekomendasikan larangan penerbangan di mana perjalanan kereta memakan waktu kurang dari empat jam.
Advertisement
Baca Juga
Menteri Transportasi Prancis, Jean-Baptiste Djebbari, menyebut proposal pemerintah itu "masuk akal." Ia mengatakan pada anggota parlemen selama debat bahwa ambang batas empat jam "akan benar-benar memengaruhi wilayah yang membutuhkan penerbangan."
"Ketika ada alternatif yang kuat, biasanya klien beralih ke kereta api," katanya sembari menyontohkan rute dari Strasbourg dan Bordeaux ke Paris. "Setiap kali jalur kereta berkecepatan tinggi bersaing dengan penerbangan, kami memerhatikan sebagian besar 'kereta terkuras' (akibat penumpang memilih pesawat)."
Djebbari juga mengatakan RUU itu berarti diakhirinya penerbangan dari Bandara Orly Paris ke Nantes dan Lyon. Tapi, tindakan tersebut tidak berlaku untuk rute yang biasanya merupakan bagian dari penerbangan internasional lanjutan.
Artinya, penerbangan di bandara ibu kota Charles de Gaulle sebagian besar terhindar dari perpindahan tersebut karena merupakan pusat transportasi internasional utama Prancis.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Paket Bantuan Pemerintah
Anggota parlemen sayap kiri Daniele Obono mengatakan, rencana pemerintah menjauh dari penerbangan domestik dengan menetapkan batas tempuh kereta empat jam akan "menyelamatkan tiga rute yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca paling banyak, yakni (rute) Paris-Nice, Paris-Toulouse, dan Paris-Marseille."
Proposal empat jam datang dari panel warga Konvensi Iklim yang didirikan Macron untuk mengukur suhu negara pada langkah-langkah pengurangan emisi karbon. Sejumlah negara Eropa telah berupaya mempromosikan perjalanan kereta api sebagai alternatif penerbangan domestik, bahkan ketika pandemi COVID-19 telah mengancam industri penerbangan.
Tahun lalu, maskapai penerbangan utama Austria diperintahkan untuk mengganti salah satu penerbangannya dengan layanan kereta untuk memenuhi kriteria lingkungan dari dana talangan pemerintah.
Paket bantuan pemerintah senilai 600 juta euro untuk Austrian Airlines menetapkan mereka memangkas emisi penerbangan domestik sebesar 50 persen pada tahun 2050 dan mengakhiri penerbangan, di mana alternatif perjalanan kereta memakan waktu kurang dari tiga jam.
Dalam langkah serupa, pemerintah Prancis tahun lalu menyetujui paket penyelamatan senilai 7 miliar euro untuk AirFrance dengan syarat tertentu, termasuk "pengurangan drastis penerbangan internal, terbatas pada transfer menuju hub setiap kali ada rute alternatif dengan kereta api yang dapat diselesaikan dalam waktu dua setengah jam."
Advertisement