Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda tahu bagaimana astronaut mencuci pakaian mereka di luar angkasa? Jawabannya sederhana, mereka tidak melakukan itu, lapor SCMP, Rabu, 23 Juni 2021.
Para astonaut dilaporkan mengenakan kembali pakaian dalam, pakaian olahraga, dan busana lain sampai mereka merasa "cukup," lalu membuangnya. NASA ingin mengubah itu. Pihaknya ingin astronaut berhenti membuang berton-ton pakaian kotor setiap tahun yang dilakukan dengan memasukkannya ke dalam sampah untuk dibakar di atmosfer di atas kapal kargo yang dibuang.
Karenanya, mereka bekerja sama dengan merek rumah dan kesehatan Procter & Gamble Co untuk mencari cara terbaik untuk membersihkan pakaian astronot di luar angkasa. Kolaborasi ini diharapkan membuat pakaian-pakaian para astronaut dapat digunakan kembali selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, seperti di Bumi.
Advertisement
Baca Juga
Perusahaan asal Cincinnati, Amerika Serikat (AS) itu menjelaskan bahwa mereka akan mengirim sepasang deterjen Tide dan eksperimen penghilangan noda ke stasiun luar angkasa akhir tahun ini. Ini bukan masalah kecil, terutama karena Amerika Serikat dan negara-negara lain ingin membangun pangkalan di bulan dan Mars.
Astronaut di stasiun luar angkasa dilaporkan berolahraga dua jam setiap hari untuk melawan efek melemahkan otot dan tulang dari tidak adanya gravitasi. Itu membuat pakaian olahraga mereka berkeringat, bau, dan kaku. Kaus, celana pendek, dan kaus kaki jadi sangat kotor sehingga mereka memakai sepasang setiap minggu, menurut Leland Melvin, mantan astronaut NASA.
"Setelah itu, pakaian tersebut dianggap beracun," kata Melvin yang juga menjabat sebagai juru bicara proyek tersebut. "Pakaian-pakaian itu seperti memiliki kehidupan mereka sendiri, sangat kaku karena semua keringat."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cari Solusi Jangka Panjang
NASA dan mitra stasiun luar angkasa lain sebenarnya telah mencari pakaian antimikroba khusus untuk memperpanjang masa pakai busana. Namun, itu dianggap bukan solusi jangka panjang.
Dalam percobaan awalnya, P&G akan mengirim deterjen yang dibuat khusus untuk ruang angkasa pada Desember mendatang, sehingga para ilmuwan dapat melihat bagaimana enzim dan bahan lain bereaksi di area tanpa gravitasi. Kemudian, Mei 2022, tisu pembersih noda akan dikirimkan untuk diuji para astronaut.
Pada saat yang sama, P&G sedang mengembangkan kombinasi mesin cuci dan pengering yang dapat beroperasi di bulan, bahkan Mars, dengan menggunakan sedikit air dan detergen. Mesin seperti itu juga terbukti berguna di daerah kering di Bumi.
Advertisement
Tantangan Desain Mesin Cuci
Kendati demikian, mesin cuci dan pengering itu bukan proyek mudah. Salah satu dari banyak tantangan desainnya adalah bagaimana air cucian bisa diolah kembali untuk minum dan memasak, sama seperti urin dan keringat yang saat ini didaur ulang di stasiun luar angkasa.
"Solusi terbaik datang dari tim yang paling beragam," kata Melvin, "Dan siapa yang lebih beragam dari Tide dan NASA?”
Konsep berkelanjutan sendiri bukanlah satu hal asing yang dilaporkan NASA. Salah satu insiasi terbarunya adalah proyek "LIVE" yang dirilis pada April lalu. Itu "memungkinkan manusia untuk hidup dan bekerja lebih jauh dari Bumi."
Proyek ini memungkinkan pihaknya melakukan misi di permukaan bulan selama 28 hari tanpa pasokan, dan menjalani misi Mars selama lebih dari 800 hari, termasuk transit tanpa pasokan. Pasalnya, mereka akan menggunakan sumber daya lokal untuk membuat berbagai barang berharga, seperti bahan bakar dan air.
Infografis 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan
Advertisement