Cara Pasangan Pengantin Menikah di Puncak Gunung dengan Ketinggian 6.439 Meter

Pasangan pengantin di Bolivia menikah di puncak gunung. Bagaimana cara mereka tiba di sana?

oleh Komarudin diperbarui 01 Sep 2021, 03:02 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2021, 03:02 WIB
Gunung Illimani
Pasangan pengantin memilih menikah di puncak Gunung Illimani di Bolivia (dok.Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan jadi momen yang sulit dilupakan bagi pasangan suami istri. Berbagai momen akan dikenang selama hidupnya, seperti yang dilakukan pasangan Jhonny Pacheco dan Heydi Paco.

Pasangan pengantin itu memilih melangsungkan pernikahan mereka di puncak gunung tertinggi di Cordillera Real di Bolivia barat. Untuk mencapai puncak, pengantin membutuhkan waktu tiga hari untuk mendaki ke puncak dari ibu kota Bolivia, La Paz, seperti dilansir dari laman Metro, Selasa, 31 Agustus 2021.

Beberapa anggota pesta pernikahan juga ditugaskan untuk membawa gaun, dekorasi, dan makanan ke atas gunung untuk perayaan tersebut. Ransel mereka mendapat tambahan berat 20 kg.

Jhonny dan Heydi, yang berasal dari kota Cochabamba, juga sangat beruntung dengan cuaca cerah. Saat itu sinar matahari dan suhu yang menyenangkan membuat upacara di puncak gunung menjadi istimewa.

Pasangan itu mengucapkan sumpah mereka pada ketinggian 21.125 kaki (6.439 meter) di atas permukaan laut. Acara pernikahan mereka tersebut berjalan dengan lancar.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pakai Paku Baja

ilustrasi cincin pernikahan.
Ilustrasi cincin pernikahan. (iStockphoto)

Jhonny mengenakan helm gunung dan crampon (paku baja di kakinya) saat ia berjalan menyusuri lorong darurat yang dibatasi oleh karangan bunga. Sedangkan pengantin wanita mengenakan crampon, kerudung pernikahan panjang dan membawa buket mawar – dan dipandu ke calon suaminya dengan seutas tali.

Agustin Gonzales, seorang pendaki gunung dan ayah baptis yang meresmikan pernikahan, berbicara tentang hari yang luar biasa itu. "Mereka adalah olahragawan dan pecinta alam, serta pecinta gunung. Karena alasan itulah, mereka memutuskan untuk mengambil sumpah pernikahan mereka di puncak gunung ini," ujarnya.

Agustin berkata, mereka sangat dekat dengan surga dan dekat dengan Tuhan dan Tuhan memberkati pasangan pengantin itu dari puncak Gunung Illimani. "Salju abadi' Gunung Illimani - yang terlihat dari La Paz - sering dirujuk dalam musik, mitologi, dan sastra orang Aymara," katanya.


Pasangan Lain

Ilustrasi pernikahan
Ilustrasi pernikahan (dok.unsplash/Drew Coffman)

Cerita pasangan yang menikah di gunung bukan kali pertama terjadi. Pasangan Heidi Turunen dan Tom Rein juga menikah di Gunung Everest, puncak gunung tertinggi di dunia pada Januari 2018.

Pasangan asal Australia tersebut mengikat janji suci pernikahan pada ketinggian 5.380 meter di atas permukaan laut (mdpl). Heidi dan Tom sempat mengalami altitude sickness atau penyakit ketinggian yang biasa terjadi pada para pendaki.

"Begitu kami mencapai ketinggian lebih dari 5000 meter, Heidi memiliki gejala penyakit ketinggian yang sangat buruk dan kami diberitahu oleh penduduk setempat bahwa jika dia tidak membaik dalam waktu satu jam, kami harus mulai berjalan kembali ke ketinggian yang lebih rendah," ungkap Tom, seperti diberitakan Daily Mail.

Namun, upaya mereka untuk menikah di tempat tersebut dapat terwujud. Mereka berhasil menikah di tempat impian mereka.


Gaun Pernikahan Raisa

Infografis Gaun Pernikahan Raisa
Infografis Gaun Pernikahan Raisa
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya