Liputan6.com, Jakarta - Bekerja sama dengan sejumlah stakeholder, termasuk Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian BUMN, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) memulai renovasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Direkturnya, Edy Setijono, mengatakan bahwa mereka akan mentransformasi TMII jadi "the ultimate showcase of Indonesia." Dalam prosesnya, arsitek yang ditunjuk sebagai penanggung jawab, Yori Antar, menyebut ia bermaksud mengembalikan roh TMII sebagai taman, sesuai namanya. Anggaran untuk merevitalisasi TMII itu mencapai Rp1,136 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Mengingat adanya renovasi besar-besaran, yang dijadwalkan rampung sebelum Oktober 2022, apakah akan ada penyesuaian harga tiket masuk objek wisata tersebut? Edy memastikan bahwa harga tiket masuk tetap akan sama seperti sekarang.
"Tiket opening paling mahal (Rp)25 ribu," katanya saat press tour di TMII, Jakarta Timur, Rabu, 26 Januari 2022.
Saat ini, Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati mengatakan, TMII masih dibuka untuk pengunjung. Namun, ia menambahkan, memang ada rencana penutupan sementara tujuan wisata tersebut berkenaan dengan renovasinya.
Kendati demikian, Hetty belum bisa menyebut kapan dan berapa lama periode penutupan sementara TMII akan berlangsung. Sementara Museum Telekomunikasi dan Snowbay Water Park dipastikan tutup, wahana lain akan ditata kembali, termasuk museum-museumnya.
Edy menjelaskan, ada dua kelompok museum di TMII yang dipegang pengelola dan yang berada di bawah kementerian/lembaga. Museum yang dikelola kementerian/lembaga akan direvitalisasi, katanya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Nasib Museum di TMII
Dalam revitalisasinya, Edy menjelaskan, isi-isi museum akan disesuaikan dengan "kebijakan mainstream." "Misalnya, G20. Salah satu dari tiga temanya adalah transformasi energi terbarukan. Jadi, Museum Listrik dan Energi Baru akan adjust isinya selaras dengan kebijakan ini," ia memaparkan.
Transformasi TMII, kata Edy, juga berarti tidak ada komponen di dalamnya yang mengedepankan kepentingan masing-masing. Ini termasuk tata kelola berdasarkan aturan pemerintah, dan "harus diaudit."
"Belajar dari yang kemarin-kemarin, terutama soal pajak. Apa tidak malu ada tempat di TMII yang sampai ditempeli stiker belum membayar pajak?" tuturnya. "Karena itu, transaksinya harus sentralistik dan transparan."Â
Â
Advertisement
Melibatkan Kelompok Masyarakat
Dengan luas sekitar 150 hektare, Edy mengaku akan sangat sulit jika hanya pihaknya yang mengurus TMII. Karena itu, mereka melibatkan berbagai komunitas masyarakat, termasuk pelaku seni.
"Kami sudah ngobrol tentang bagaimana budaya Indonesia bisa dikomunikasikan. Berbagai aktivitas (seni dan budaya) harus dilakukan secara bertanggung jawab," katanya.
Tidak hanya seniman tari dan musik, ia juga mempersilakan keikutsertaan seniman kria. Pasalnya, TMII akan punya Pusat UMKM yang akan memperlihatkan berbagai produk UMKM terverifikasi secara periodik dari seluruh wilayah di Indonesia.
Â
Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran COVID-19 Varian Omicron
Advertisement